Global Carbon Budget: Emisi Bahan Bakar Fosil Capai Rekor Tertinggi di 2025
Laporan terbaru Global Carbon Budget 2025 memperingatkan dunia bahwa mempertahankan pemanasan global di bawah 1,5°C tidak lagi masuk akal. Emisi dari bahan bakar fosil diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2025.
Global Carbon Budget 2025 memperingatkan sisa anggaran karbon untuk mempertahankan pemanasan global di bawah 1,5°C kini "hampir habis". Laporan tahunan itu menyebut meskipun dekarbonisasi sistem energi sedang mengalami kemajuan di banyak negara, hal itu belum cukup untuk mengimbangi pertumbuhan permintaan energi global.
"Emisi bahan bakar fosil akan 1,1% lebih tinggi pada tahun 2025 dibandingkan tahun lalu," demikian kata tim internasional yang terdiri atas lebih dari 130 ilmuwan, seperti dikutip Euronews, pada Kamis (13/11). Tahun 2024, emisi bahan bakar fosil mencapai 37,4 miliar ton.
Kenaikan emisi bahan bakar fosil didorong oleh emisi batu bara, minyak, dan gas yang meningkat.
Tanpa adanya tanda-tanda penurunan emisi global yang sangat dibutuhkan, para penulis Global Carbon Budget 2025 menyebut tingkat CO2 di atmosfer dan dampak berbahaya dari pemanasan global terus meningkat.
Dunia Hampir Menghabiskan Anggaran Karbonnya
Tahun ini menandai 10 tahun sejak Perjanjian Paris. Meskipun ada kemajuan di berbagai bidang, emisi bahan bakar fosil terus meningkat. Global Carbon Budget 2025 menghitung jumlah karbon yang tersisa yang dapat dilepaskan untuk menjaga pemanasan global di bawah target 1,5°C yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.
“Dengan emisi CO2 yang terus meningkat, menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C tidak lagi masuk akal,” kata Profesor Pierre Friedlingstein dari Global Systems Institute, Exeter, yang memimpin studi tersebut, seperti dikutip Euronews.
Ia mengatakan sisa anggaran karbon untuk mencapai kenaikan suhu 1,5°C sebesar 170 miliar ton karbon dioksida, akan habis sebelum tahun 2030 dengan laju emisi saat ini.
"Kami memperkirakan perubahan iklim kini mengurangi total serapan karbon dari daratan dan lautan – sebuah sinyal jelas dari Planet Bumi bahwa kita perlu mengurangi emisi secara drastis,” ucapnya.
Perjanjian Paris tampaknya memang berdampak pada emisi global. Laporan tersebut menemukan total emisi CO2 tumbuh lebih lambat dalam dekade terakhir, yakni naik rata-rata 0,3% per tahun dibandingkan dekade sebelumnya, yang mencatat peningkatan rata-rata 1,9% per tahun.
