Kembangkan ESG, Garuda Indonesia Siapkan Perhitungan Emisi Penumpang
PT Garuda Indonesia Tbk tengah mempersiapkan perhitungan emisi setiap penumpang, sembari mengembangkan peta jalan komitmen environmental, social, and governance (ESG) perusahaan penerbangan tersebut. Laporan Transport & Environment mengungkapkan, rata-rata pesawat umum menghasilkan emisi 128 gram CO2e per penumpang per kilometer penerbangan.
“Untuk saat ini kami sedang berproses ke arah sana. Sempat berdiskusi dengan Bank Indonesia juga yang sedang mengembangkan kalkulator hijau,” kata Corporate Quality, Safety, and Sustainability Garuda Indonesia, Muhammad Oki Zuheimi, saat diskusi Katadata ESG Index 2025 di Jakarta, Selasa (18/11).
Garuda Indonesia mulai fokus menjalankan komitmen ESG pada tahun lalu. Prosesnya terbantu oleh dorongan dari International Civil Aviation Organization (ICAO) yang merumuskan target pencapaian net zero emission.
Selain mengacu pada ICAO, Garuda Indonesia juga mengadopsi prinsip dalam Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia versi kedua yang disusun oleh Otoritas Jasa Keuangan. Peta Jalan Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi juga menjadi acuan.
“Kalau di industri kami, SAF (sustainable aviation fuel) inilah yang distrategikan akan menjadi solusi utama,” ujar Oki.
Dalam komitmen ESG, maskapai penerbangan ini lebih banyak fokus pada aspek governance atau tata kelola. Menurut Konsultan ESG Maria Nindita, hal ini bukan sebuah persoalan.
“Kadang orang salah kaprah, ESG itu selalu dianggapnya environment gitu, padahal itu hanya satu bagian (dari ESG),” katanya.
Meskipun demikian, Garuda Indonesia tengah mengupayakan pengembangan ESG secara keseluruhan, salah satunya dengan menyiapkan ESG Dashboard. Platform ini akan digunakan sebagai media pelaporan dan pemantauan kinerja keberlanjutan perusahaan.
Menanggapi hal ini, Nita -sapaan akrab Maria Nindita- mengatakan dalam hal ini bukan hanya pendekatan digital yang perlu ditekankan oleh perusahaan. Isi dari dashboard tersebut juga harus diutamakan. Karena itu, perusahaan perlu konsisten menginput data bulanan, mingguan, atau bahkan harian yang dapat menunjukkan kinerja ESG lebih rinci. Data lain seperti target kinerja pun bisa termasuk di dalamnya.
