Len Industri Targetkan Jual Panel Surya Atap Rp 500 Miliar Tahun Ini
Mulai tahun ini, PT Len Industri (Persero) mulai menjual melakukan penjualan panel surya atap secara komersial untuk rumah tangga untuk rumah tangga. Targetnya, penjualan panel surya ini bisa mencapai Rp 500 miliar atau 10% dari pendapatan perusahan tahun lalu sebesar Rp 5 triliun.
Untuk mendukung target tersebut, Direktur Utama Len Industri Zakky Gamal mengatakan perusahaannya telah memperbesar kapasitas produksi panel surya. Sebelumnya, panel surya Len Industri hanya mampu menghasilkan 10 megawatt (MW) per tahun, kini dinaikkan menjadi 40 MW per tahun.
Panel surya yang dijual oleh Len terbagi tiga jenis berdasarkan kapasitas listrik yang dihasilkan, yakni 1.500 kilo watt per peak (kWp), 3.000 kWp, dan 5.000 kWp. "Kedepannya mau tidak mau energi fosil berkurang dan ketergantungan dengan renewable energy (energi terbarukan), salah satunya surya," kata Zakky, di Jakarta, Selasa (12/2).
(Baca: Makin Murah, Penggunaan PLTS Atap Mulai Digemari)
Apalagi pemerintah pun mendukung penerapan panel surya atap rumah, lewat Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 49 Tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap oleh Konsumen PLN. Aturan yang berlaku 16 November 2018, ini diperkirakan bisa menghemat tagihan listrik 20-30%.
Permen ESDM ini juga mengatur adanya sistem ekspor impor. Ekspor dalam hal ini berarti jumlah energi listrik yang disalurkan dari pelanggan PLTS ke PLN. Sebaliknya, jaringan impor adalah jumlah energi listrik yang diterima pelanggan PLTS Atap dari PLN.
Energi listrik yang diekspor dihitung berdasarkan nilai kilowatt jam (kWh) ekspor. Indikator yang tercatat pada meter kwH ekspor-impor dikali 65%. Perhitungan energi listrik Pelanggan PLTS Atap dilakukan setiap bulan berdasarkan selisih antara nilai kWh Impor dengan nilai kWh Ekspor.
(Baca:Dua Penyebab Aturan PLTS Atap Tak Menarik)
Sepanjang tahun lalu, jumlah pelanggan panel surya atap rumah terus meningkat setiap bulannya. Periode Februari baru mencapai 351 pelanggan, kemudian naik pada Maret sebesar 372 pelanggan, April sebesar 399 pelanggan, Mei sebesar 414 pelanggan, Juni 426 pelanggan, Juli 458 pelanggan, Agustus 472 pelanggan, September 499 pelanggan, Oktober 524 pelanggan, November 553 pelanggan Hingga akhir Desember 2018, jumlah pelanggan listrik ini mencapai 592 pelanggan.
Sebagai informasi, Len Industri merupakan perusahaan negara yang berada di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kepemilikan saham 100% oleh pemerintah. Len mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika dan prasarana.
(Baca juga: Delapan Pekerjaan Rumah Calon Presiden di Sektor Energi Terbarukan)