Bill Gates Bangun Pembangkit Listrik Nuklir Senilai Rp 57 T pada 2028
Perusahaan rintisan yang didirikan oleh Bill Gates, TerraPower, berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2028. Proyek ini bernilai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 57 triliun yang separuhnya akan didanai oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
"Ini hibah yang sangat besar dari pemerintah Amerika. Ini diperlukan karena menurut saya industri nuklir AS semakin tertinggal. Cina dan Rusia terus membangun pabrik baru dengan teknologi canggih seperti kami di seluruh dunia,” ujar CEO TerraPower Chris Levesque seperti dikutip dari CNBC.com, Jumat (19/11).
TerraPower akan membangun pembangkit nuklir tersebut di Kemmerer, Wyoming, yang merupakan salah satu kota penghasil batu bara di Amerika. Levesque mengatakan proyek ini akan membuka lebih dari 2.000 lapangan kerja di kota yang hanya berpenduduk sekitar 3.000 jiwa.
Walikota Kemmerer William Thek menyambut proyek ini. "Industri baru yang datang ke daerah manapun merupakan kabar yang baik. Saat ini pembangkit listrik dan tambang batu bara, serta pabrik pemrosesan gas alam lokal hanya menyediakan 400 lapangan kerja," ujarnya.
Ketika telah beroperasi, pembangkit listrik ini akan menyediakan beban dasar listrik bersih sebesar 345 megawatt (MW) dengan potensi maksimal 500 MW, dan akan beroperasi memproduksi listrik selama 60 tahun.
Setelah dibangun, pembangkit listrik tersebut akan dioperasikan oleh Rocky Mountain Power dan menjadi bagian dari rencana dekarbonisasinya. Sebagai informasi, Rocky Mountain Power merupakan sebuah divisi dari PacifiCorp dari Berkshire Hathaway Energy.
Tenaga angin juga merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi. Sejauh ini, Rocky Mountain Power telah membangun pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 2.000 MW di Wyoming, dan akan terus bertambah.
“Wyoming adalah negara dengan sumber daya angin yang luar biasa,” kata presiden dan CEO Rocky Mountain Power Gary Hoogeveen. “Kami berharap dapat membangun lebih banyak lagi ribuan megawatt kapasitas pembangkit listrik angin di negara bagian ini.”
Namun pembangkit listrik tenaga nuklir di Kemmerer akan menjadi jembatan kunci untuk mengatasi sifat intermitten pembangkit listrik tenaga angin menggunakan penyimpanan yang ada di dalamnya.
Sebagai referensi, 1 gigawatt (GW) atau 1.000 MW energi dapat memberi daya untuk kota menengah. Kota kecil dapat beroperasi hanya dengan sekitar 1 MW, merujuk pada panduan praktis “How to Avoid a Climate Disaster” yang ditulis oleh Bill Gates. “Amerika Serikat menggunakan 1.000 GW, dan dunia membutuhkan 5.000 GW,” tulis Gates.
TerraPower merupakan perusahaan yang mendesain reaktor nuklir revolusioner yang menggunakan teknologi pendingin natrium cair yang diklaim lebih efektif mendinginkan reaktor fusi karena memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan air.
Dengan penyerapan panas yang lebih efektif, tekanan tinggi tidak terbentuk di dalam reaktor, sehingga mengurangi risiko ledakan. TerraPower mengembangkan teknologi ini bersama GE-Hitachi.
Tenaga nuklir menjadi salah satu energi alternatif dalam mengatasi kelangkaan bahan bakar fosil. Energi yang dihasilkan dari tenaga nuklir digunakan sebagai pembangkit listrik yang dapat diandalkan menjadi pemasok kebutuhan listrik suatu negara.
Berdasarkan laporan The World Nuclear Industry 2021, Amerika Serikat memiliki jumlah reaktor nuklir terbanyak di dunia, yakni 93 reaktor hingga tahun 2021. Prancis menyusul di urutan kedua dengan 56 reaktor nuklir. Simak databoks berikut: