Pertamina dan Chevron Selangkah Lagi Garap Proyek Panas Bumi Way Ratai
Konsorsium PT Pertamina Geothermal Energy dan Chevron berpeluang besar menjadi pengelola wilayah kerja panas bumi (WKP) Way Ratai di Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Keputusan final tersebut masih menunggu Surat Keputusan (SK) Penetapan pemenang lelang oleh Menteri ESDM. “Mereka berpotensi mengelola WKP Way Ratai,” kata Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Harris Yahya lewat pesan singkat pada Jumat (26/5).
Harris menjelaskan, SK Menteri ESDM itu mengatur kewajiban pemenang lelang untuk menempatkan komitmen eksplorasi dalam rekening bersama senilai US$ 28,85 juta dalam waktu empat bulan setelah SK Menteri terbit. “Kalau dalam waktu tersebut tidak menempatkan komitmen tersebut, maka akan gugur sebagai pemenang lelang,” ujarnya.
Mengenai kepastian penjualan listrik panas bumi WKP Way Ratai, pemenang lelang akan memperoleh izin panas bumi (IPB). Izin tersebut akan digunakan sebagai instrumen kontrak penjualan dengan PLN melalui penandatanganan perjanjian pra transaksi atau Pre-transaction Agreement.
“Di dalamnya tercantum matriks harga yang memuat harga pembelian berdasarkan kapasitas pembangkitan dan perkiraan enthalpi fluida panas bumi,” kata Harris.
WKP Way Ratai berdiri di lahan seluas 70.710 hektare (ha) dengan perkiraan temperatur reservoir 203-247 derajat celcius. Adapun potensi listrik panas bumi yang bisa dihasilkan mencapai 55 megawatt (MW) dari cadangan mungkin 100 MW.
“Setelah selesai eksplorasi akan dilakukan penandatanganan perjanjian jual beli listrik dengan harga yang sudah disepakati dari matriks harga tersebut,” ujar Harris.
Sebelumnya, PGE membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) bersama Chevron untuk ikut dalam tender WKP Way Ratai. Dalam prosesi lelang tersebut, konsorsium tersebut bersaing dengan PT ORMAT Geothermal Indonesia.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Geothermal Energy, Muhammad Baron, membenarkan adanya konsorsium PGE dan Chevron dalam proses lelang WKP Way Ratai. "Benar, dalam lelang dimaksud PGE melakukan konsorsium dengan Chevron," kata Baron lewat pesan singkat, Kamis (11/5).
Baron menyampaikan, PGE optimistis bisa memperoleh hak pengelolaan panas bumi di WKP Way Ratai. Kendati demikian, Baron enggan menyebutkan proyeksi besaran alokasi dana yang disiapkan untuk pengelolaan lapangan panas bumi Way Ratai. "Kami belum bisa sampaikan hal tersebut saat proses pelelangan masih berjalan," ujar Baron.
Pertamina Geothermal Energy memperoleh pendanaan fantastis pada tahun ini setelah perusahaan penawaran perdana atau initial public offering (IPO) saham pada 20 Februari lalu. Dalam aksi korporasi tersebut, perusahaan memperoleh dana Rp 9,05 triliun setelah melepas 103 miliar saham baru di harga Rp 875.
Sekitar 85% dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan sampai 2025 yang terdiri dari 55% digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) serta investasi pengembangan kapasitas tambahan dari wilayah kerja panas bumi atau WKP operasional perseroan saat ini.
Selanjutnya, sekitar 33% akan digunakan untuk belanja modal atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional perseroan saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru.
Kemudian 12% digunakan oleh perseroan untuk belanja modal atau investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation and maintenance excellence.
Selanjutnya, 15% atau sebanyak-banyaknya sampai dengan US$ 100 juta yang diperoleh dari IPO akan digunakan perseroan untuk pembayaran sebagian kredit sindikasi.