IEA Prediksi Investasi Energi Bersih Global Capai US$ 1,7 T di 2023

Rezza Aji Pratama
29 Mei 2023, 11:30
Seorang pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (14/12/2022). Guna mendukung kelistrikan untuk pariwisata di pulau Tiga Gili (Gili Air, Gili Men
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.
Seorang pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (14/12/2022).

International Energy Agency (IEA) memprediksi investasi baru di sektor energi bersih akan mencapai US$ 1,7 triliun pada 2023.

Laporan terbaru IEA menunjukkan investasi di sektor energi secara keseluruhan akan mencapai US$ 2,8 triliun di tahun ini. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya akan dialokasikan untuk teknologi energi bersih. Ini termasuk energi terbarukan, kendaraan listrik, tenaga nuklir, jaringan transmisi, penyimpanan, bahan bakar rendah emisi, dan efisiensi.

“Sisanya sekitar US$ 1 triliun masih akan digunakan untuk batu bara dan migas,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.

Fatih mengatakan krisis energi global memperkuat momentum untuk pilihan energi yang lebih berkelanjutan. Investasi energi bersih tahunan diperkirakan akan meningkat 24% antara tahun 2021 dan 2023, dibandingkan kenaikan investasi bahan bakar fosil sebesar 15%. Namun,lebih dari 90% peningkatan ini terjadi di Cina. Ini memicu kekhawatiran baru bahwa investasi energi bersih tidak merata di berbagai belahan dunia lain.

“Untuk setiap dolar yang diinvestasikan dalam bahan bakar fosil, sekitar 1,7 dolar sekarang digunakan untuk energi bersih. Lima tahun lalu, rasio ini adalah satu banding satu,” kata Fatih.

Ia mencontohkan salah satu kisah suksesnya adalah investasi di bidang tenaga surya. Laporan IEA juga menunjukkan teknologi listrik rendah emisi diperkirakan mencapai hampir 90% dari investasi pembangkit listrik. Sementara itu, penjualan kendaraan listrik diperkirakan akan melonjak di tahun ini.

Kendati investasi energi bersih diperkirakan meningkat, nilai investasi migas juga masih tinggi. Pengeluaran untuk hulu migas diperkirakan akan meningkat sebesar 7% pada tahun 2023, kembali ke level tahun 2019. Beberapa perusahaan minyak yang berinvestasi lebih banyak dari sebelum pandemi Covid-19 kebanyakan adalah perusahaan minyak nasional besar di Timur Tengah. 

Permintaan batu bara global mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2022. Investasi batu bara tahun ini akan mencapai hampir enam kali lipat tingkat yang diperkirakan pada tahun 2030 dalam Skenario Net Zero.

Pengeluaran modal industri minyak dan gas untuk alternatif rendah emisi seperti listrik bersih, bahan bakar bersih, dan teknologi penangkap karbon kurang dari 5% dari pengeluaran hulu pada tahun 2022. 

Reporter: Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...