PLN Tunjuk Dua Anak Usaha Garap Proyek PLTS Terapung 200 MWp di Jawa
PLN telah menunjuk dua entitas anaknya, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power, untuk menggarap dua proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Jawa.
Dua ladang PLTS apung itu dibangun di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah dan Waduk Karangkates di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sepasang proyek PLTS terapung dengan total kapasitas 200 megawatt peak (MWp) itu ditargetkan dapat beroperasi mulai 2025.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, mengatakan bahwa perseroan juga membuka penawaran kerja sama bagi pihak swasta untuk investasi pengembangan PLTS terapung di Waduk Gajah Mungkur dan Karangkates. "Sedang proses persiapan untuk tender," kata Evy di Hotel Le Meridien Jakarta pada Kamis (6/7).
Sembari menunggu pihak swasta yang ingin berkolaborasi dengan PLN, perseroan kini mengutus PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power untuk menyiapkan proses pembangunan sebagai bentuk kepastian pengembangan. "Sejauh ini sudah ada penugasan PLN ke anak usaha perusahaan," ujarnya.
Adapun proyek PLTS terapung di Waduk Gajah Mungkur memiliki kapasitas 100 MWp dan menjadi rencana untuk masuk ke dalam sistem kelistrikan Jawa Bali. Sementara proyek strategis PLTS terapung di Waduk Karangkates juga akan masuk ke dalam sistem kelistrikan Jawa Bali dengan kapasitas 100 MWp.
Di sisi lain, PLN memproyeksikan proyek PLTS terapung Waduk Cirata, Jawa Barat dapat beroperasi secara komersial pada kuartal IV tahun ini. Target ini mundur setahun dari rencana awal pada November 2022.
Wakil Kepada Divisi Komunikasi Korporat PLN, Gregorius Adi Trianto, mengatakan perkembangan proyek saat ini berupa pengadaan fasilitas darat berupa gardu dan transmisi yang akan mengalirkan daya listrik dari PLTS ke jaringan PLN sudah hampir selesai.
Proses pemasangan sel surya solar photovoltaic (PV) di permukaan air juga terus berjalan. “Diharapkan PLTS Terapung Cirata akan beroperasi komersial pada Kuartal IV 2023 ini,” kata Greg kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu, Jumat (23/6).
Proyek PLTS yang disebut sebagai ladang setrum terapung terbesar di Indonesia itu memiliki kapasitas pembangkit 145 MWp dengan harga listrik US$ 0,058 per kilowatt jam (kWh). “PLTS Terapung Cirata merupakan proyek strategis nasional akan menjadi yang terbesar di Indonesia,” ujar Greg.
Dengan memanfaatkan lahan apung seluas 250 hektare atau 3% dari total luas permukaan waduk, PLTS Cirata diprediksi dapat menghasilkan energi hijau hingga 245 juta kWh per tahun dan mengurangi emisi karbon dioksida 214.000 ton per tahun.
Adapun proyek strategis nasional tersebut dikembangkan oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE) dengan nilai investasi US$ 129 Juta atau setara Rp 1,9 triliun.