Investor Membidik Hilirisasi Pasir Silika Jadi Panel Surya
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan saat ini banyak investor yang mengantre untuk berinvestasi di sektor manufaktur panel surya. Hal tersebut lantaran Indonesia termasuk salah satu negara pemasok pasir silika dan memiliki cadangan silika yang sangat besar.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan pemerintah saat ini sedang mendorong pembangunan fasilitas manufaktur dalam negeri untuk memproduksi sel surya.
Selain itu, Yudo mengatakan saat ini sudah ada pembangunan pabrik sel dan panel surya oleh Grup Sinar Mas melalui PT Daya Sukses Makmur Selaras bersama PT Agra Surya Energi dan Trina Solar di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Pabrik tersebut ditargetkan bisa berproduksi pada 2024.
“Sebulan yang lalu, produsen tenaga surya terbesar ke-39, yaitu Sinar Mas dan Agra Surya, mereka sudah groundbreaking di Kendal. Kami targetkan bisa beroperasi pada 2024,” ujar Yudo dalam acara UOB Gateway to ASEAN Conference 2023, ASEAN Forging Ahead, Rabu (11/10).
Dia memprediksi ke depannya akan semakin banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di sektor manufaktur panel surya tersebut, mengingat pasokan pasir silika di Indonesia sangat berlimpah. Pasir silika merupakan salah satu bahan yang dapat diolah menjadi panel surya. Panel surya berfungsi sebagai alat untuk menyerap panas dari matahari untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Sepengetahuan saya, beberapa investor sudah menunjukkan niat yang kuat untuk berinvestasi di Indonesia dalam hilirisasi pasir silika,” kata Yudo.
Menteri Investasi Tindak Lanjuti Rencana Investasi Xinyi Group
Sebelumnya, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, bertolak ke Cina dalam rangka mengunjungi sejumlah investor potensial, termasuk Xinyi Group. Perusahaan industri kaca dan solar panel asal Cina, Xinyi Group, akan membangun hilirisasi pasir silika di Pulau Rempang, Batam.
Bahlil mengatakan, kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas rencana investasi Xinyi Group di kawasan Rempang Eco-City yang terletak di Batam, Kepulauan Riau.
"Saya melihat Xinyi adalah salah satu pemain terbesar di dunia yang akan melakukan investasi di Indonesia, di Rempang," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (19/7).
Bahlil mengatakan, kunjungan ini untuk memperlihatkan dukungan terhadap perusahaan-perusahaan asing yang ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Selain itu, kunjungan ini juga mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk terus mendorong hilirisasi dalam berbagai sektor industri.
“Selama ini kan kita telah melakukan hilirisasi nikel. Kita mempunyai komoditas pasir kuarsa, silika yang selama ini kita ekspor sebagai raw material. Dengan membangun ekosistem pabrik kaca dan solar panel, ini merupakan bagian daripada hilirisasi di sektor pasir kuarsa," ungkap Bahlil.