Anggota DPR Sebut Pilpres Berpotensi Hambat Transisi Energi

Nadya Zahira
24 Oktober 2023, 19:21
Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (5/3/2022). Kementerian ESDM mencatat realisasi bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional pada tahun 2021 mencapai 11,5 per
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/YU
Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (5/3/2022). Kementerian ESDM mencatat realisasi bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional pada tahun 2021 mencapai 11,5 persen yang sedikit mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan posisi bauran EBT per akhir 2020 lalu yang sebesar 11,2 persen.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto pesimistis target bauran energi baru terbarukan (EBT) bisa mencapai 23% pada 2025. Terlebih menjelang tahun politik sehingga pemerintah dan masyarakat tidak fokus pada transisi energi. 

“Maka semuanya akan fokus pada pilpres, tidak lagi fokus pada transisi energi,” ujar Sugeng dalam agenda diskusi panel Sisiplus Katadata bertajuk “Pathways to a Prosperous Indonesia - Powered by Renewable Energy" di Jakarta, Selasa (24/10).

Saat ini, bauran EBT masih jauh dari target.  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya menyampaikan bauran EBT di Indonesia baru mencapai 12,8%. 

Oleh sebab itu, Sugeng mengatakan, Komisi VII DPR bersama Dewan Energi Nasional (DEN) tengah merumuskan kembali target-target bauran energi yang baru di dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN). Namun, dia tidak memerinci besaran atau tenggat waktu terkait perubahan bauran EBT tersebut. 

Dia berharap, target bauran EBT di dalam KEN yang baru tersebut bisa mempercepat target penambahan pembangkit EBT. Dengan demikian, target pemerintah mencapai net zero emission pada 2060 masih bisa tercapai.

Senada dengan Sugeng, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Herman Darnel Ibrahim, memproyeksikan target bauran EBT sebesar 23% dalam energi primer nasional pada 2025 sulit tercapai. Bauran EBT cenderung menyusut karena minimnya pengalihan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara baru.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...