BRIN Ungkap Peta Potensi PLTS Terapung di Indonesia, Papua Tertinggi
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung atau floating photovoltaic. PLTS juga merupakan upaya untuk transisi dari energi fosil menuju energi baru dan terbarukan.
"Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki lautan luas sebenarnya bisa menempatkan lokasi itu untuk panel surya," kata Periset Metalurgi BRIN Aga Ridhova dalam acara Kolokium Metalurgi seperti dikutip dari Antara, Jumat (27/10).
Aga pun memaparkan peta potensi PLTS terapung di Indonesia berdasarkan wilayah. Berikut sebarannya:
- Pulau Sumatra, potensi energi surya mencapai 48.000 terawatt hours (TWh) per tahun dengan potensi PLTS terapung sebanyak 94,7 persen
- Pulau Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil punya potensi 11.500 TWh dengan potensi PLTS terapung 53,8 persen
- Pulau Kalimantan memiliki potensi energi surya 29.400 TWh dengan potensi PLTS terapung sebesar 97,3 persen
- Sulawesi ada 50.200 TWh dengan potensi PLTS terapung mencapai 96,9 persen
- Maluku dan Papua yang memiliki potensi energi surya sebanyak 51.200 TWh dengan potensi PLTS terapung mencapai 99,7 persen.
Baru Satu Lokasi
Meskipun potensinya sangat besar, Aga mengatakan, baru satu PLTS terapung yang digunakan di Indonesia yaitu di Waduk Cirata di Jawa Barat.
Aga mengatakan, permintaan energi terus meningkat. Jika Indonesia hanya mengandalkan pembangkit listrik tenaga batu bara saja yang sumber dayanya terbatas dan tidak bisa dibuat kembali, maka pemenuhan kebutuhan energi Indonesia di masa depan dapat menghadapi tantangan berat.
Dia mengatakan, permintaan energi di Indonesia saat ini sekitar 300 TWh. Permintaan energi tersebut diperkirakan bisa mencapai angka 9.000 TWh pada tahun 2050.