Presiden COP28: Dunia Harus Bersatu untuk Aksi Iklim di Dubai
Presiden COP28, Dr. Sultan Al Jaber menyatakan komunitas internasional perlu bersatu dalam aksi iklim. Ia juga menegaskan kembali perlunya memberikan respons yang kuat terhadap Global Stocktake, dan mengembalikan dunia ke jalur yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada Perjanjian Iklim Paris.
"Terdapat terlalu banyak hal yang memecah-belah dunia kita pada saat ini. Saat ini merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk bersatu dalam aksi iklim. Kita harus menunjukkan bahwa komunitas internasional mampu melaksanakan dan memastikan angka 1,5 derajat Celcius tetap berada dalam batas aman," ujar Al Jaber di hadapan para menteri dan delegasi dari seluruh dunia pada sesi pembukaan acara Pra-COP, di Dubai, Senin (30/10).
Pra-COP yang berlangsung 30-31 Oktober 2023 di Abu Dhabi mencatatkan rekor partisipan dengan hadirnya 70 menteri dan lebih dari 100 delegasi di Ibu Kota Uni Emirat Arab. Jumlah partisipan tahun ini melonjak dua kali lipat lebih dari angka partisipan Pra-COP di tahun-tahun sebelumnya.
Al Jaber mengatakan sebelum adanya Perjanjian Paris, Bumi bergerak menuju suhu yang lebih panas sebesar 4 derajat. Namun, saat ini angka tersebut menurun menjadi 2-3 derajat. "Kita telah berada di jalur yang tepat, namun kita belum melakukannya dengan cukup cepat," ujar Al Jaber.
Presiden COP28 menegaskan kembali perlunya memberikan respons yang kuat terhadap Global Stocktake dan mengembalikan dunia ke jalur yang tepat untuk mencapai tujuan Perjanjian Iklim Paris. Ia menyoroti sektor-sektor yang akan menjadi fokus utama, termasuk menghasilkan rencana mitigasi yang kuat, perjanjian adaptasi yang komprehensif, dan solusi inovatif di bidang keuangan. "Termasuk soal penyaluran dana iklim dan mengatur kembali pendanaan atas kerugian dan kerusakan. Apa yang dijanjikan di Sharm el Sheikh harus diwujudkan di Dubai," kata Al Jaber.
Pada pertemuan tersebut, Presiden COP28 juga menyebut lebih dari 20 perusahaan minyak dan gas telah merespons ajakan COP28 untuk mengakhiri emisi metana pada 2030. "Saya melihat hal ini sebagai momentum positif seiring dengan bergabungnya lebih banyak perusahaan," ujarnya.
Selain sektor migas, Presiden COP28 juga bekerja sama dengan sektor-sektor yang menghasilkan emisi tinggi, seperti transportasi berat, aluminium, baja, dan semen untuk menyusun rencana dekarbonisasi yang kredibel.
Di sektor finansial, Al Jaber menekankan pentingnya aliran dana iklim ke negara-negara yang paling membutuhkan, seperti negara-negara Global South dan negara-negara berkembang.