PUPR Jajaki Investor Garap Pembangkit Listrik Minihidro di 2 Bendungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan kegiatan Penjajakan Minat Pasar (market sounding) Proyek Penyediaan Infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Bendungan Leuwikeris Jawa Barat dan Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan.
Kegiatan market sounding ini dalam rangka mencari alternatif sumber pembiayaan non APBN untuk membiayai pemeliharaan infrastruktur. Kerja sama akan ditawarkan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan pemerintah terus mendorong upaya pengembangan skema pembiayaan infrastruktur alternatif di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Saat ini, sudah banyak skema pembiayaan kreatif untuk infrastruktur.
“Saya berharap akan kita lakukan terus diskusi terkait skema-skema yang terus berkembang, terutama di Ditjen Pembiayaan Infrastruktur untuk bisa mendorong dan mengisi celah-celah kekurangan pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur terutama untuk percepatannya," kata Menteri Basuki.
Garap PLTM
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, mengatakan salah satu infrastruktur yang dapat dikerjasamakan melalui skema KPBU adalah prasarana penampung air beserta bangunan pelengkapnya. Hal itu berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 2 Tahun 2021. Infrastruktur tersebut di antaranya bendungan atau waduk.
“Kementerian PUPR terus mendorong optimalisasi pemanfaatan waduk atau bendungan multiguna untuk dapat mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025, sehingga harapannya dapat mencapai net zero emission pada 2060,” jelas Herry.
Kementerian PUPR tengah menyiapkan KPBU Penyediaan PLTM di bendungan, yaitu:
1. Bendungan Leuwikeris, Jawa Barat
Proyek ini memiliki masa kerja selama 27 tahun, terdiri dari 2 tahun konstruksi dan 25 tahun skema take or pay. PLTM Leuwikeris merupakan proyek KPBU unsolicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp225,38 M dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 53 GWh.
Bendungan Leuwikeris ditargetkan selesai konstruksi pada Juni 2024 dengan manfaat irigasi 11.216 Ha dan reduksi banjir sebesar 59,68 m3 per detik. Bendungan ini juga memiliki manfaat penyediaan air baku dengan kapasitas 0,85 m3 per detik dan potensi listrik sebesar 7,4 MW.
2. Bendungan Jenelata, Sulawesi Selatan
Proyek ini memiliki masa kerja selama 27 tahun, terdiri dari 2 tahun konstruksi dan 25 tahun skema take or pay. PLTM Jenelata adalah proyek KPBU solicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp134 M dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 38,75 GWh.
Bendungan Jenelata, ditargetkan selesai konstruksi pada tahun 2028 dengan manfaat irigasi seluas 26.773 Ha, reduksi banjir 686 m3 per detik, penyediaan air baku berkapasitas 6,05 m3 per detik dan potensi listrik sebesar 7 MW.
“Melalui Market Sounding ini, Kementerian PUPR berharap dapat memperoleh masukan, tanggapan dan dapat mengetahui minat pasar atas proyek KPBU ini. Baik dari calon investor, lembaga pembiayaan dan stakeholder terkait,” tutup Herry.