Geothermal Diprediksi Berkontribusi hingga 16% dari Dekarbonisasi RI

Nadya Zahira
5 Desember 2023, 09:27
Area panas bumi Lahendong Pertamina Geothermal Energy.
Pertamina Geothermal Energy

Geothermal atau energi dari panas bumi diprediksi bisa berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional pada 2030, berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN. 

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi mengatakan energi terbarukan yang paling potensial untuk mengurangi karbonisasi sektor industri di Indonesia adalah panas bumi. Energi panas bumi mampu menciptakan peluang berkelanjutan dalam transformasi menuju pemanfaatan sumber daya energi yang ramah lingkungan. 

Selain itu, Julfi mengatakan, energi panas bumi juga memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol.

"Dengan potensi energi panasi bumi yang sangat besar di Indonesia, membuat energi bersih tersebut mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri,” ujar Julfi, melalui keterangan resmi, Selasa (5/12). 

Julfi menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam sesi talkshow “Collective Actions in Decarbonization to Support the Achievement of NDC and Net Zero Emission Target” di Paviliun Indonesia pada perhelatan Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/12).

Dulfi mengatakan, Pertamina Geothermal Energy dapat berkontribusi terhadap 5% pengurangan karbon nasional pada 2030. Perusahaan pelat merah tersebut juga berkontribusi 89 juta ton terhadap penghindaran karbon dioksida (CO2) selama 10 tahun kedepan. 

Selain itu Perseroan juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi, “Strategi yang kami jalankan diantaranya dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE),” ujar Julfi.

Julfi mengungkapkan, saat ini Pertamina Geothermal Energy sedang mengembangkan produk sekunder (secondary product) panas bumi.

“Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy di antaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,” kata Julfi.

Pada perhelatan COP ke-28 ini juga dilaksanakan joint statement kemitraan lapangan panas bumi Suswa, Kenya antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) (IDX: PGEO), Geothermal Development Company (GDC), dan salah satu pemegang saham PGE, Masdar. Joint statement ini diumumkan oleh Presiden Republik Kenya H.E. William Ruto pada Sabtu (2/12) waktu setempat.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...