Sempat Lesu, Industri PLTS AS Diprediksi Tumbuh Setelah Ada Insentif
Industri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Amerika Serikat diperkirakan tumbuh moderat pada 2024. Ini merupakan dampak penurunan harga listrik AS dan penerbitan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) untuk energi terbarukan.
Prediksi ini memberikan harapan setelah sebelumnya pasar PLTS lesu di AS.
"Kami telah mencapai titik terendah dalam dua kuartal terakhir," kata Chief Financial Officer SolarEdge, Ronen Faier, kepada investor pada konferensi Goldman Sachs di Miami, Florida dilansir dari Reuters, Jumat (5/1).
Dia mengatakan, ketidakpastian makro ekonomi beberapa tahun belakangan ini membebani permintaan untuk produk surya di Amerika Serikat. Namun, produsen produk tenaga surya melihat permintaan akan meningkat seiring dengan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah tahun ini.
Faier menuturkan insentif dari IRA di pasar tenaga surya teratas seperti California juga mulai meningkatkan ekonomi serta harga produk dan komponen tenaga surya.
Departemen Keuangan Amerika Serikat pada bulan Desember lalu meluncurkan pedoman yang diusulkan untuk produsen produk energi bersih yang ingin mengklaim kredit pajak. Pedoman ini dibuat di bawah IRA, dalam upaya untuk menggerakkan transisi energi dengan produk buatan Amerika.
Faier mengatakan pemasangan baterai juga diperkirakan akan terus tumbuh di pasar AS dan Eropa. Ini karena produsen membersihkan inventaris besar panel baterai dan peralatan lainnya.
PLTS Terbesar di AS Mulai Beroperasi
Sementara itu, PLTS terbesar di Wisconsin, Amerika Serikat (AS) seluas 3.500 hektare (Ha) mulai beroperasi. Pembangkit listrik berkapasitas 300 megawatt (MW) tersebut dikelola Madison Gas and Electric (MGE) dan We Energies.
Sebelumnya, Ladang Tenaga Surya Badger Hollow tahap pertama telah beroperasi pada Desember 2021 secara online dengan kapasitas 150 MW. PLTS terbesar di Wisconsin yang memiliki 830.000 panel surya bifacial di Iowa County sebelah barat Madison ini kapasitasnya dapat memberikan daya sekitar 90.000 rumah.
Sebagai informasi, We Energies memiliki 100 MW dan MGE memiliki 50 MW pada fase kedua di Ladang Tenaga Surya Badger Hollow. Perusahaan saudara We Energies, Wisconsin Public Service, memiliki 100 MW, dan MGE memiliki 50 MW dari fase pertama.
“Utilitas Wisconsin memiliki sejarah panjang dalam bekerja sama, dan saya menghargai kemitraan dengan We Energies untuk membuat proyek ini sukses besar,” kata CEO MGE, Jeff Keebler, dilansir dari Electrek pada Jumat (5/1),
Menurut data perusahaan solar India, Ornate Solar, terdapat lima perusahaan PLTS dengan kapasitas produksi listrik terbesar di dunia pada 2022. Berikut daftarnya seperti tertera dalam grafik.