Thailand Guyur Insentif Perusahaan Pengguna Kendaraan Listrik

Hari Widowati
21 Februari 2024, 15:21
Ilustrasi Thailand beri insentif pengguna kendaraan listrik
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Thailand telah menyetujui insentif bagi perusahaan-perusahaan untuk mengalihkan armada komersial mereka dari truk-truk besar dan bus-bus berbahan bakar fosil ke kendaraan-kendaraan listrik bertenaga baterai.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Thailand telah menyetujui insentif bagi perusahaan-perusahaan untuk mengalihkan armada komersial mereka dari truk-truk besar dan bus-bus berbahan bakar fosil ke kendaraan-kendaraan listrik bertenaga baterai. Pemerintah Thailand juga menawarkan hibah uang tunai untuk produsen sel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

"Insentif ini akan secara signifikan meningkatkan adopsi truk dan bus listrik, mengurangi polusi dari sektor transportasi dan manufaktur, dan mendukung langkah perusahaan untuk mencapai target nol emisi," kata pemerintah Thailand, seperti dikutip Reuters, Rabu (21/2).

Insentif yang diberikan untuk perusahaan-perusahaan pengguna kendaraan listrik antara lain berupa pengurangan pajak yang berlaku hingga Desember 2025. Namun, insentif ini hanya diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang memenuhi syarat.

Perusahaan-perusahaan yang membeli kendaraan listrik yang diproduksi di dalam negeri akan dapat mengurangi biaya sebesar dua kali lipat dari harga kendaraan yang sebenarnya, tanpa batas harga yang ditetapkan. Untuk pembelian kendaraan listrik impor, pengurangannya akan sama dengan 1,5 kali dari harga kendaraan yang sebenarnya.

Tahun lalu, Thailand menyetujui paket subsidi yang dikurangi untuk industri kendaraan listriknya yang sedang berkembang pesat. Negara gajah putih yang menjadi pusat otomotif regional ini ingin melanjutkan momentum penjualan kendaraan listrik yang kuat sambil menyeimbangkan dukungan anggarannya.

Pada 2030, Thailand menargetkan untuk mengubah 30% dari produksi tahunan sebanyak 2,5 juta kendaraan menjadi kendaraan listrik.

Pemotongan pajak dan subsidi yang diluncurkan oleh Thailand telah menarik banyak produsen mobil Cina untuk berinvestasi di negara tersebut. Perusahaan-perusahaan Cina seperti BYD dan Great Wall Motor telah berkomitmen untuk menginvestasikan US$1,44 miliar atau sekitar Rp 22,3 triliun untuk membangun fasilitas produksi baru di negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini.

Selama beberapa dekade terakhir, ekonomi manufaktur mobil terbesar ke-10 di dunia ini telah didominasi oleh perusahaan-perusahaan Jepang seperti Toyota Motor dan Honda Motor Co. Mereka menggunakan Thailand sebagai basis ekspor utama.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...