Alternatif Transisi Energi, Produksi Gas Bumi RI Diprediksi Turun

Rena Laila Wuri
5 Maret 2024, 04:37
Petugas berjalan di areal stasiun gas R/S sektor 01 (Balkondes) saat perawatan rutin di Desa Wisata Berkelanjutan Karangrejo, Borobudur, Magelang , Jawa Tengah, Rabu (2/11/2022).Guna mendukung program destinasi super prioritas pemerintah dan mewujudkan ka
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.
Petugas berjalan di areal stasiun gas R/S sektor 01 (Balkondes) saat perawatan rutin di Desa Wisata Berkelanjutan Karangrejo, Borobudur, Magelang , Jawa Tengah, Rabu (2/11/2022).Guna mendukung program destinasi super prioritas pemerintah dan mewujudkan kawasan wisata ramah lingkungan PT PGN Tbk membangun pipa gas sepanjang 3.900 meter untuk melayani 204 sambungan jaringan Gas Bumi rumah tangga dan homestay di kawasan wisata Borobudur.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Cadangan gas bumi di Indonesia diprediksi menurun dalam beberapa waktu mendatang. Padahal gas bumi bisa menjadi sumber energi alternatif dalam transisi energi.

 Koordinator Penyiapan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rizal Fajar Muttaqin, mengatakan adangan gas bumi Indonesia lebih banyak dari pada cadangan minyak saat ini.

Namun, produksi gas bumi Indonesia diperkirakan akan menurun dalam beberapa tahun mendatang disebabkan oleh penurunan alami sumur-sumur gas eksisting.

"Pemerintah terus melakukan pencarian terhadap lapangan-lapangan gas baru melalui proses eksplorasi, namun hal tersebut membutuhkan waktu dan investasi yang cukup besar," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (4/3). 

Konsumen gas terbesar dalam negeri saat ini adalah industri yaitu sebesar 30,83%, listrik sebesar 11,82%, dan pupuk sebesar 11,72%. Sedangkan sebesar 22,18% gas diekspor dalam bentuk LNG dan sebanyak 8,45% diekspor melalui pipa dengan total konsumsi gas pada akhir tahun 2023 mencapai 5.868 BBUTD.

"Dalam sepuluh tahun ke depan, konsumen gas terbesar diproyeksikan datang dari sektor industri, dan diikuti oleh sektor ketenagalistrikan dan pupuk," ujarnya.

Rizal mengatakan, pemanfaatan gas domestik lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor sejak 2012. Dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia diperkirakan masih melakukan ekspor gas bumi, terutama untuk memenuhi kontrak-kontrak yang telah disepakati sebelumnya.

"Namun demikian, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan pemanfaatan gas untuk keperluan domestik dan secara bertahap mengurangi ekspor guna menjaga ketahanan dan kemandirian energi serta mendukung pertumbuhan ekonomi," papar Rizal.

Dia mengatakan, cadangan gas dalam negeri jumlahnya cukup besar dengan harga yang kompetitif apabila dibandingkan dengan sumber energi fosil lainnya. Artinya gas bumi dapat sebagai sumber energi alternatif utama dalam proses transisi energi di Indonesia.

Pemerintah terus mengoptimalisasi produksi gas bumi dan pengembangan infrastruktur secara berksinambungan. Hal ini dilakukan untuk menunjang penyaluran gas bumi sehingga sejalan dengan kebutuhan dalam negeri.

Untuk membangun infrastruktur secara terintegrasi, dia mengatakan, pemerintah mendorong seluruh badan usaha gas bumi seperti jaringan pipa transmisi dan distribusi, LNG receiving terminal serta moda non pipa lainnya sehingga dapat dimanfaatkan lintas sektor.

Selain itu dilakukan juga penataan demand yang dekat dengan potensi suplai atau infrastruktur gas bumi mengikuti prinsip people follow energy sehingga akan dapat meningkatkan efisiensi serta memberikan insentif.

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...