Deputi Kemenko Marves Ungkap 4 Hal Penting Dalam Transisi Energi

Sahistya Dhanesworo
Oleh Sahistya Dhanesworo - Tim Publikasi Katadata
5 Maret 2024, 16:32
Sesi Transisi Energi dalam Indonesian Data Economic and Conference (IDE) Katadata 2024
Katadata
Sesi Transisi Energi dalam Indonesian Data Economic and Conference (IDE) Katadata 2024
Button AI Summarize

Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengungkapkan, transisi energi merupakan isu strategis bagi Indonesia.

Pasalnya, dari perspektif lingkungan, posisi geografis Indonesia di khatulistiwa membuat negeri ini rentan terhadap perubahan iklim. Sementara dari sisi kesehatan, polusi udara akibat masifnya penggunaan energi fosil memerlukan perhatian khusus.

Rachmat mengungkapkan, urgensi transisi energi adalah murni demi pelestarian lingkungan yang turut dipengaruhi dinamika geopolitik. Dia sependapat dengan pandangan yang meyakini transisi energi penting dilakukan sejalan dengan fenomena krisis iklim.

“Secara sains, memang benar (transisi energi dibutuhkan). Tapi, tantangan selanjutnya adalah, bagaimana cara terbaik untuk melakukan transisi energi tersebut?” ucap Rachmat di sesi Energy Transition as A Driver of Economic Growth pada acara Indonesian Data Economic and Conference (IDE) Katadata 2024, di Jakarta, Selasa (5/3).

Sesi ini juga diikuti oleh oleh Senior Fellow PYC Evita Legowo, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng, dan Ketua Satuan Tugas Transisi Energi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Anthony Utomo. Sesi dimoderatori oleh pengamat energi Ahmad Yuniarto.

Lebih lanjut, Rahmat menjelaskan, ada empat hal yang harus tercakup di dalam strategi transisi energi. Antara lain efisiensi penggunaan energi, elektrifikasi, pemanfaatan energi ramah lingkungan, serta penggunaan carbon capture.

“Masing-masing (dari empat poin) ini peluang ekonominya cukup besar. Kalau dari sisi energi efisiensi kita banyak room for improvement, efisiensi energi ini PR kita di pemerintah. Kita juga bisa dorong teknologi-teknologi yang sekaligus bisa untuk menghemat energi, tapi juga mengelektrifikasi. Contohnya mobil listrik,” kata Rachmat.

Sementara itu, Evita mengutarakan, proses transisi energi akan memengaruhi posisi Indonesia di dalam geopolitik energi global. Dengan kata lain, transisi energi akan berpengaruh terhadap posisi negara-negara produsen dan konsumen.

“Akan bergeser mengenai siapa yang suplier siapa yang konsumen, dan Indonesia harus siap untuk itu,” ucap Evita.

Evita mengimbuhkan, energi baru terbarukan berpotensi memposisikan RI pada titik strategis sebagai pemasok.

“Salah satu potensi EBT yang cukup besar dimiliki Indonesia adalah panas bumi dan bioenergi. Panas bumi dan bioenergi sangat potensial untuk Indonesia sebagai pemasok,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...