Pengembangan Panas Bumi di RI Lamban, Teknologi Tertinggal dari Migas

Rena Laila Wuri
18 Maret 2024, 13:35
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
123RF.com
Button AI Summarize

Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) menyatakan pengembangan pembangkit  listrik tenaga panas bumi atau geothermal di Indonesia cenderung lamban karena teknologinya belum mapan.  Padahal, potensi energi panas bumi di Indonesia mencapai sekitar 24.000 megawatt (MW) atau 40 persen dari cadangan dunia.

Ketua Umum API, Julfi Hadi, mengatakan, Indonesia telah memiliki pengalaman 40 tahun dalam pengembangan panas bumi. Namun masih ada sejumlah kendala yang harus dihadapi, mengingat panas bumi merupakan bisnis yang bergantung dengan sumber daya alam.

Direktur Utama Pertamina Geothermal tersebut mengatakan, hambatan pertama adalah margin dari proyek panas bumi tinggi. Hal itu menjadikan tarif energi panas bumi lebih mahal dibandingkan dengan energi fosil seperti batubara.

“Hambatan paling besar adalah tentunya komersialisasi dari proyek itu sendiri,” kata Julfi dikutip dari YouTube IDX Channel, Senin (18/3).

Kemudian yang kedua, hambatan dari segi commercial operation date (COD) yang lama. Julfi mengatakan, bisnis ini tergantung dengan sumber daya alam yang ada, sehingga harus dikelola dengan baik.

Julfi mengatakan, hambatan yang ketiga adalah pemerintah masih fokus dalam penyediaan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan. Untuk itu, API sedang mendorong pengoptimalan serta memperbarui bisnis model panas yang ada saat ini.

Teknologi Panas Bumi Belum Semaju Migas

Ia mengatakan, API akan mempercepat COD dengan memulai pengurangan risiko eksplorasi lebih cepat. Dengan demikian, pengembangan panas bumi tidak perlu lagi mengambil risiko tinggi.

Pengurangan risiko tersebut, kata Julfi, bisa dilakukan dengan cara memperbarui teknologi panas bumi yang ada saat ini. Hal ini karena teknologi panas bumi Indonesia tidak mutakhir seperti teknologi ekspolasi minyak dan gas saat ini.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...