Kanada Ekspor Hidrogen ke Jerman, Kurangi Ketergantungan Migas Rusia
Pemerintah Kanada resmi menjalin kerja sama dengan Jerman dalam perdagangan skala komersial bahan bakar hidrogen bersih pada Senin (18/3). Perjanjian kesepakatan ini dilakukan Kanada untuk menghindari ketergantungannya terhadap energi Rusia.
Kedua negara menandatangani nota kesepahaman yang mengikat mereka untuk mendukung transaksi produsen hidrogen di Kanada dan manufaktur industri Jerman dan sektor distribusi energi.
"Kanada menjalin kerja sama dengan Jerman untuk menggantikan impor minyak dan gas atau migas Rusia dan melawan perubahan iklim dengan hidrogen yang bersih," kata Kementerian Sumber Daya Alam Federal Kanada dikutip dari Reuters, Selasa (19/3).
Kementerian Sumber Daya Alam Federal Kanada meyakini negaranya dapat menjadi produsen dan pengekspor hidrogen bersih terkemuka di dunia. Hidrogen adalah bahan bakar nol-karbon yang paling cocok untuk mesin industri besar, kendaraan berat, dan untuk pemanasan.
Untuk menciptakan ekonomi hidrogen, Jerman meluncurkan proyek H2-Global pada tahun 2021 menggunakan model "lelang ganda".
Dari proyek tersebut, pemerintah akan membeli bahan bakar hijau dari produsen dan menjualnya kepada konsumen industri dengan harga lebih murah.
Jerman Genjot Pengadaan Hidrogen Hijau
Kementerian ekonomi Jerman mengatakan, perjanjian itu memperluas model yang mana pemerintah Kanada bersedia membantu mensubsidi kerugian apa pun. Namun, jumlah subsidi tidak dijelaskan oleh kedua belah pihak.
Pemerintah Jerman mengatakan pihaknya akan mengalokasikan hingga US$ 3,84 miliar atau setara dengan Rp 60 triliun (Kurs Rp 15.744) dana publik untuk pengadaan hidrogen hijau dan turunannya. Dana publik tersebut akan digunakan dari 2027 hingga 2036 untuk mengkompensasi perbedaan antara harga penawaran dan permintaan.
"Meskipun beberapa tantangan tetap ada, kami percaya jendela pembiayaan H2-Global yang umum dapat memainkan peran penting dalam menutup kesenjangan harga yang tersisa," kata Menteri Ekonomi Robert Habeck dalam sebuah pernyataan, Senin (18/3).
Pada Agustus 2022, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Kanselir Jerman Olaf Scholz setuju untuk membangun koridor pasokan transatlantik. Jerman juga mengoordinasikan kebijakan untuk menarik investasi dalam proyek hidrogen.
Lebih dari 80 proyek produksi hidrogen rendah karbon telah diumumkan di Kanada hingga saat ini. Salah satu proyek pertamanya ditunda pada tahun lalu karena pelanggan operator Eropa membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengembangkan infrastruktur khusus untuk menangani produk.
Jerman Kucurkan Subsidi Rp 267 Triliun
Pemerintah Jerman telah menyetujui rencana untuk memberikan subsidi bagi pembangkit listrik tenaga gas yang dapat beralih ke hidrogen. Kementerian Ekonomi Jerman mengatakan nilai subsidinya sebesar US$ 17 miliar setara Rp 267 triliun (Kurs Rp 15.736).
Langkah ini bagian dari upaya Pemerintah Jerman untuk pengembangan energi terbarukan dan mempercepat transisi ke pembangkit rendah karbon.
Pengumuman tersebut mengikuti tekanan dari industri, dimana tahun lalu Jerman menyatakan akan mengandalkan hidrogen untuk membantu negara itu menjauh dari gas dan batu bara. “Proses tender untuk empat pembangkit gas dengan total kapasitas hingga 10 gigawatt (GW) akan segera berlangsung,” kata pejabat Kementerian Ekonomi Jerman dikutip dari Reuters, Selasa (6/2).
Dua sumber koalisi Pemerintah Jerman juga membenarkan bahwa dukungan negara untuk perusahaan yang siap membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga hidrogen di masa depan akan berjumlah sekitar Rp 267 triliun. Jumlah itu termasuk subsidi modal dan operasi.