PLTP Kamojang Jadi Rujukan Pemerintah Rumuskan INET-ZERO
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah merumuskan dokumen proyek Integrated Actions in the Energy and Forestry and Other Land Use Sectors (INET-ZERO). Dalam penyusunan dokumen INET-ZERO tersebut, pemerintah melakukan study visit ke area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Jawa Barat.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, mengatakan proyek INET-ZERO yang didukung Global Environment Facility (GEF) bertujuan memperkuat sinergi antar institusi dan menganalisis investasi untuk mencapai target net zero nature-positive yang dilandasi komitmen global pencegahan perubahan iklim. Selain itu, proyek tersebut juga bertujuan untuk memelihara keanekaragaman hayati dan penanggulangan degradasi lahan.
“PLTP Kamojang menjadi salah satu rujukan dalam mempelajari pengelolaan keanekaragaman hayati dan manajemen sosial-lingkungan di sekitar wilayah pembangkit," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/4).
Sementara itu, Analis Lingkungan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Syalva Taskia mengatakan bahwa PLTP Kamojang di Indonesia sangat didukung oleh aspek keseimbangan alam. Terlebih, area Kamojang merupakan salah satu area potensi pemanfaatan panas bumi yang spesial dan tentu dapat diandalkan secara berkelanjutan.
"Aktivitas pembangkit listrik di area PLTP Kamojang sangat didukung oleh alam dan diseimbangkan dengan manajemen sosial dan lingkungan, aktivitas proyek dengan alasan kerusakan lingkungan tentu sangat tidak relevan," ujarnya.
Tingkat keberlanjutan PLTP Kamojang tercermin dari proyek manajerial lingkungan yang mencakup pemanfaatan langsung di tiga sektor unggulan di PGE. Tiga sektor tersebut adalah keanekaragaman hayati dan pembangunan masyarakat, pemanfaatan lahan dan Geothermal Information Center, dan Unit Produksi hidrogen hijau.
Penghasil Hidrogen Berbasis Panas Bumi
PLTP Kamojang resmi menjadi penghasil hidrogen hijau (green hydrogen) berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara. Green hydrogen plant (GHP) pada pembangkit energi baru terbarukan (EBT) ini akan memasok hidrogen hijau untuk Hydrogen Refueling Station (HRS) Senayan yang baru diresmikan Rabu, (21/2).
PLTP Kamojang menjadi GHP ke-22 yang dibangun PT PLN (Persero). Hidrogen hijau berbasis panas bumi tersebut dihasilkan dari air kondensasi dari proses produksi listrik PLTP Kamojang.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN berencana menambah kapasitas GHP di PLTP Kamojang sehingga produksi hidrogennya semakin besar. GHP ini menambah kapasitas produksi hidrogen hijau hingga 4,3 ton per tahun.
"Kita ingin mencoba hidrogen hijau dari proses produksi energi baru dan terbarukan murni," ujar Darmawan.
Dengan demikian, saat ini PLN telah memiliki 22 GHP tersebar di Indonesia yang bisa memproduksi 203 ton hidrogen hijau per tahun. Dari total produksi tersebut, sebanyak 75 ton hidrogen akan digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sedangkan, 128 ton sisanya akan digunakan bahan bakar kendaraan hidrogen.