PLN Indonesia Power Bidik Sumber Energi Nuklir hingga Amonia

Tia Dwitiani Komalasari
7 Mei 2024, 09:23
PLTU PLN IP telah dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan termutakhir Electrostatic Precipitator (ESP) dan Continous Emission Monitoring System (CEMS).
PLN
PLTU PLN IP telah dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan termutakhir Electrostatic Precipitator (ESP) dan Continous Emission Monitoring System (CEMS).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT PLN Indonesia Power (PLN IP) saat ini memprioritaskan  pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB)  dalam membangun kapasitas listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 1.055 Megawatt. Perseroan juga tengah mengembangkan sumber EBT lainnya seperti hidro, panas bumi, nuklir dan cofiring amonia.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengatakan hal itu telah tercantum dalam strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023, 

"Melalui inisiatif ini kita genjot pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021–2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW," kata Edwin dikutip dari Antara, Selasa (7/5).

PLN IP akan mengakselerasi pembangunan PLTS yang ada di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW dan target proses pembangunan hingga commercial operation date (COD) lebih cepat dari yang pernah dilakukan. Pembangunan pembangkit tersebut dengan proses paralel antara lain praseleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan.

Edwin mengatakan, PLN IP tidak hanya memikirkan pemenuhan listrik saat ini tetapi juga masa datang. Korporasi pun telah menyiapkan berbagai strategi pengembangan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik 35 tahun ke depan.

"Periode 35 tahun dari sekarang beban akan sangat tinggi, jadi kami perlu melihat energi baru terbarukan yang mungkin tersedia di Indonesia," ujarnya.

Bidik Nuklir hingga Amonia

Edwin mengatakan, PLN IP juga tengah mengembangkan sumber EBT lain.  Namun saat ini, EBT tersebut belum cocok diterapkan.Dengan begitu, penerapannya ke depan seiring dengan perkembangan teknologi, sehingga bisa realistis digunakan.
 
"Saat ini, kami sudah mulai mengenalkan EBT hidro, panas bumi, nuklir dan cofiring amonia. Namun, ini belum dapat digunakan sekarang, karena akan berdampak pada kenaikan biaya listrik. Jadi, kami menunggu kematangan teknologi dan kemudian kami akan menggunakannya untuk menekan emisi karbon," ucapnya.

Edwin mengatakan, PLN IP mempersiapkan pemenuhan kebutuhan listrik Indonesia pada masa depan dengan beragam jenis sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Perseroan berkomitmen mendukung target Indonesia menuju net zero emission dan pertumbuhan ekonomi ke depan.

Menurut dia, untuk menuju net zero emission, memang bukan hal yang mudah, namun, sebagai Subholding PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power akan berupaya keras untuk mencapainya.

"PLN sudah dan terus berupaya keras untuk membuat solusi strategi energi terbaik untuk transisi energi," kata Edwin saat diskusi transisi energi dalam forum Asia Pacific Energy Talks.

Forum tersebut merupakan agenda tahunan yang digelar Siemens Energy dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) bersama pemangku kepentingan di negara-negara Asia Pasifik termasuk Indonesia, untuk membahas berbagai isu di sektor energi. Untuk tahun ini, Asia Pacific Energy Talks diselenggarakan di Jakarta.




Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...