Pertamina Geothermal Gandeng PLN IP Genjot Kapasitas Panas Bumi
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) telah resmi menandatangani Joint Development Agreement (JDA) untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik panas bumi sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi, menyampaikan bahwa JDA ini adalah langkah strategis yang akan meningkatkan sinergi antara dua perusahaan energi besar dalam negeri. Ini juga sebagai salah satu upaya PGE dalam meraih target kapasitas terpasang 1 GW.
Dia mengatakan, Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi yang melimpah. Peningkatan pemanfaatan potensi tersebut dapat mempercepat transisi energi nasional, pencapaian komitmen pemerintah terhadap Enhanced National Determined Contribution (NDC), dan program Net Zero Emission di Indonesia.
"Kami meyakini kerja sama ini akan mempercepat pengembangan proyek-proyek panas bumi yang lebih efisien dan berkelanjutan, sebagai salah satu upaya strategis PGE mencapai 1 GW dalam dua tahun ke depan," kata Julfi dikutip Sabtu (1/6).
Kembangkan Teknologi Panas Bumi
Langkah ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Joint Development Study Agreement (JDSA) oleh kedua perusahaan pada 22 Februari 2024.
Salah satu fokus utama JDA adalah pengembangan proyek co-generation di dua wilayah kerja panas bumi dengan memanfaatkan brine atau air panas hasil pemisahan uap. Teknolohi ini dapat meningkatkan kapasitas produksi listrik.
Target pengembangan awal PLTP Co-Generation (Binary Plant) yang sudah siap dikembangkan yaitu di PLTP Area Ulubelu Binary Unit dan PLTP Area Lahendong Binary Unit. Teknologi itu masing-masing berpotensi menambah kapasitas terpasang sebesar 30 MW dan 15 MW.
Melalui pemanfaatan teknologi canggih dan pendekatan yang inovatif, kedua perusahaan berharap dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya panas bumi dan mempercepat komersialisasi proyek-proyek ini. Julfi Hadi menyebut Co-Generation berpotensi menambah kapasitas terpasang PGE sampai 230 MW sehingga dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan efisiensi energi panas bumi.
Julfi berharap, kemitraan dalam penerapan teknologi ini akan menjadi pendorong utama dalam percepatan transisi energi di Indonesia. JDA ini memungkinkan perusahaan tidak lagi hanya fokus pada peningkatan kapasitas listrik, tetapi juga pada percepatan pengembangan energi panas bumi sebagai bagian dari strategi besar transisi energi nasional.
"Dengan menerapkan prinsip-prinsip operational excellence, kami memastikan bahwa setiap tahap dari pengembangan hingga operasi proyek dilakukan dengan efisien dan kualitas tertinggi, sehingga mampu meningkatkan penggunaan energi terbarukan," ujar Julfi.
Langkah selanjutnya, PGE dan PLN IP berkomitmen untuk menyelesaikan Power Purchase Agreement (PPA) dengan cepat dan efisien. Hal ini untuk memastikan bahwa proyek-proyek ini dapat segera dibangun dan beroperasi sehingga memberikan manfaat optimal.
Kemitraan antara PGE dan PLN IP juga diharapkan dapat menjadi model untuk kolaborasi serupa di masa depan, yang akan mempercepat transisi energi dan mendukung target nasional untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
"Kami berharap JDA ini dapat menjadi contoh bagi proyek-proyek energi terbarukan lainnya di Indonesia. Dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat, kita bisa mencapai tujuan bersama untuk menciptakan masa depan energi yang lebih berkelanjutan," kata Julfi.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan bahwa Pertamina terus mengembangkan energi panas bumi dengan memanfaatkan potensi yang besar di Indonesia.
"Pengembangan panas bumi merupakan upaya mendukung Pemerintah mencapai target bauran energi nasional dan juga sebagai upaya Pertamina dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan," ujar Fadjar.