PTBA Bakal Bangun PLTS Berkapasitas 200 MWp di Lahan Bekas Tambang
PT Bukit Asam (PTBA) berencana untuk memanfaatkan lahan bekas tambang untuk dijadikan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan potensi kapasitas mencapai 200 Megawatt peak (MWp).
Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra mengatakan, rencana tersebut merupakan salah satu upaya dan komitmen dari perusahaan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan dekarbonisasi berkelanjutan.
"PTBA memiliki sejumlah lahan bekas tambang yang sedang dijajaki pemanfaatannya untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)," ujar Niko saat dikonfirmasi Katadata, Rabu (26/6).
Niko mengatakan, beberapa lokasi paska tambang yang sedang dilakukan penjajakan untuk digunakan sebagai lahan pembangunan PLTS dantaranya adalah lahan pasca tambang Ombilin (Sumatera Barat), Tanjung Enim (Sumatera Selatan), dan Bantuas (Kalimantan Timur).
Lanjutnya, Penjajakan kerja sama juga dilakukan dengan berbagai pihak untuk mendorong pengembangan teknologi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT).
"Di antaranya melalui kolaborasi dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) dan berbagai perguruan tinggi untuk mendapatkan peluang potensi pengembangan yang optimal," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa tahun terakhir PTBA telah membangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yang telah beroperasi penuh sejak Oktober 2020. PLTS tersebut berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
Selain dengan PT Angkasa Pura II, PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan mulai beroperasi sejak 21 September 2022.
Niko melanjutkan, PTBA berkomitmen untuk mendukung kebijakan Pemerintah yang mendorong transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan secara berkelanjutan.
"Kami sangat peduli dengan isu perubahan iklim dan siap berkontribusi untuk tercapainya target Net Zero Emission pada 2060," tutupnya.