Singapura Investasi PLTS Rp 154 T di Indonesia, Listriknya Akan Diekspor Kembali

Andi M. Arief
5 September 2024, 13:21
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, saat menjadi pembicara dalam International Sustainability Forum atau ISF 2024 di Jakarta, Kamis (5/9).
Dokumentasi ISF
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (tengah), saat menjadi pembicara dalam International Sustainability Forum atau ISF 2024 di Jakarta, Kamis (5/9).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan Singapura akan menjalin kesepakatan investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 154,9 triliun di Indonesia. Nantinya, seluruh listrik yang diproduksi PLTS tersebut akan dieskpor kembali ke Singapura.

Menurut Luhut, investasi tersebut akan tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman pembangunan PLTS kapasitas 2 gigawatt (GW) pada sore ini, Kamis (5/9). Namun, Luhut menilai angka tersebut dapat ditingkatkan menjadi 3 gigawatt melihat potensi PLTS di dalam negeri.

"Namun peningkatan daya tersebut juga harus melihat kebutuhan dalam negeri. Jangan semua daya dari PLTS diekspor, nanti di dalam negeri malah tidak ada daya," kata Luhut di sela-s ela Indonesia International Sustainability Forum 2024, Kamis (5/9).

Luhut mengatakan, komponen dalam pembangunan PLTS akan berasal dari dalam negeri, mulai dari panel surya hingga baterai. Dengan demikian, investasi tersebut akan mendorong pembukaan lapangan kerja di dalam negeri.

Menurut dia, investasi untuk mengekspor energi tersebut dimungkinkan dengan disetujuinya jaringan listrik Asia Tenggara. Pemangku kepentingan harus dapat mengkapitalisasi peluang tersebut agar mendukung penciptaan lapangan kerja di dalam negeri.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan PLTS hasil kerja sama dengan Singapura akan lebih besar dari PLTS Cirata. Untuk diketahui, PLTS Cirata merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 192 megawatt peak.

Rachmat mencatat kapasitas PLTS hasil investasi dengan Singapura dapat mencapai sekitar 20 gigawatt peak atau 100 kali lebih besar dari PLTS Cirata. Dengan demikian, PLTS tersebut akan menjadi PLTS terbesar di dunia.

"Panel surya dan baterai PLTS tersebut akan dibuat di dalam negeri. Itu salah satu investasi yang cukup besar pada sore ini," kata Rachmat.

Sebelumnya, Luhut mengatakan terdapat permintaan listrik berbasis energi baru terbarukan dari Singapura sebesar 11 GW hingga 2035. Untuk memenuhi permintaan tersebut, Luhut mengajak perusahaan-perusahaan Cina untuk melakukan investasi hijau di Indonesia.

Luhut mengundang perusahaan-perusahaan Tiongkok yang telah bekerjasama dengan Indonesia, turut mengundang suppliernya untuk berinvestasi di tanah air.   Dia mengatakan, Indonesia memiliki potensi tenaga surya sebesar 3.000 GW. Dia mendorong produsen komponen pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan supply chain tiongkok untuk mendirikan pabrik di Indonesia.

“Perihal peningkatan kualitas udara, kami juga meminta dukungan technical assistance untuk penurunan polusi dari PLTU di Indonesia," ujarnya saat melaksanakan pertemuan bilateral bersama H.E. Wang Yi, Menteri Luar Negeri Tiongkok di kawasan Geopark ChangBaiShan, Kamis (13/6).

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...