Perjalanan PLTA Kayan, Digadang untuk IKN hingga Ditinggal Investor Raksasa

Tia Dwitiani Komalasari
14 September 2024, 07:00
Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di sela peresmian gedung Nasdem Tower di Jakarta, Selasa (22/2/2022). Presiden mengatakan IKN Nusantara merupakankota berkonsep ‘smart forest city’ yang 70 perse
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di sela peresmian gedung Nasdem Tower di Jakarta, Selasa (22/2/2022). Presiden mengatakan IKN Nusantara merupakankota berkonsep ‘smart forest city’ yang 70 persen wilayahnya merupakan area hijau, 80 persen kendaraan yang ada merupakan transportasi publik, dan 80 persen lebih didukung energi hijau dari ‘hydropower’ di Sungai Kayan.
Button AI Summarize

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah gencar menawarkan investasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan setelah Sumitomo Corporation hengkang dari proyek tersebut. Sejumlah investor lain mulai melirik proyek tersebut, termasuk adik presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo.

"Ke siapa saja kita tawarkan utk mempercepat (penyelesaian proyek)," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan, Eniya Listiani Dewi, saat dikonfirmasi Katadata, Jumat (13/9).

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, pun aktif menawarkan investasi PLTA Kayan ke investor Cina pada ajang The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF) di Kuta Selatan, Bali, Selasa (3/9). Dalam kesempatan itu, Bahlil mengajak pengusaha Cina untuk berinvestasi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, termasuk PLTA Kayan dan Mamberamo.

Bahlil mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas investasi Cina agar tetap berjalan dengan baik.  Sektor energi memiliki peran vital dalam mendorong peningkatan perekonomian dan kemajuan teknologi antara kedua pihak. 

“Saya tawarkan kepada teman-teman investor Tiongkok beberapa potensi yang dapat kita kembangkan bersama. Di sinilah pertemuan untuk menemukan formulasi yang tepat dalam rangka pengembangan bisnis bersama,” ujar Bahlil.

Mangkrak Satu Dekade

Berdasarkan catatan Katadata, rencana pembangunan mega proyek PLTA Kayan sudah terdengar masyarakat setempat sejak 2010. Proyek tersebut digadang memiliki kapasitas 9.000 megawatt dengan membangun lima bendungan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.  Pembangkit listrik ini akan memanfaatkan potensi debit air yang tinggi di Sungai Kayan.

Pada Februari 2012, Pemerintah Kabupaten Bulungan memberikan izin lokasi seluas 190.600 hektare kepada PT Kayan Hydro Energi (KHE) sebagai pelaksana proyek. Namun, perkembangan proyek tersebut sempat mangkrak hingga 10 tahun lamanya.

Ketika Katadata berkunjung ke lokasi proyek pada Januari 2021 silam, aktivitas konstruksi belum nampak terlihat. Hanya ada empat buah gudang kontainer tanpa satupun petugas yang berjaga. Kepala Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bulungan Iwan Sugianta mengkonfirmasi tidak banyak perkembangan konstruksi sejak pandemi Covid-19. “Sekarang di lokasi proyek ada tambahan plang peringatan saja,” katanya saat dihubungi Katadata, 6 Februari 2022.

Mega Proyek Rp 270 Triliun

Barulah pada 2022, PT KHE mengumumkan menggandeng perusahaan asal Jepang, Sumitomo Corporation, untuk menggarap mega proyek tersebut. Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 17,8 miliar atau setara dengan Rp 270 triliun.

Sumitomo Corporation adalah salah satu perusahaan perdagangan umum terbesar di dunia. Perusahaan ini didirikan pada 1919 dan merupakan bagian dari Sumitomo Group.

Direktur Utama Kayan Hydro Energy, Andrew Suryali, mengatakan PLTA Kayan berkapasitas 9.000 jumbo ini akan dilengkapi dengan lima sampai enam turbin.

"Proyek yang sudah berjalan sejak 2011 ini sudah melengkapi semua perizinan yang diperlukan," kata Andrew dalam siaran pers, Kamis 10 Juni 2022.

Listrik yang dihasilkan dari PLTA ini rencananya akan menyuplai kawasan industri hijau yang dikembangkan PT Indonesia Strategis Industri (ISI) dan kebutuhan listrik di Pulau Kalimantan pada umumnya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwangdi, mengatakan PLTA Kayan diproyeksikan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara. Pembangkit tenaga air ini juga akan menyuplai listrik hijau untuk seluruh Pulau Kalimantan, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

"PLTA Kayan Cascade diharapkan menjadi ikon energi hijau di Indonesia dan berkontribusi pada pencapaian net zero emission yang telah dicanangkan oleh pemerintah," kata Zainal, Kamis (30/5) seperti dikutip dari Antara.

Kerja Sama dengan Sumitomo Berakhir

Namun demikian, rencana pembangunan PLTA Kayan kembali menemui batu sandungan. Pasalnya, Sumitomo hengkang dari proyek tersebut. 

PT KHE mengumumkan secara resmi bahwa kerja sama dengan Sumitomo Corporation telah berakhir. "Kerja sama dengan Sumitomo Corporation telah berakhir. Kami membuka peluang bagi semua pihak yang ingin terlibat dalam proyek PLTA Kayan Cascade," ujar Andrew Sebastian Suryali dalam keterangan pers di Jakarta (22/7).

Andrew tidak menjelaskan alasan Sumitomo hengkang dari proyek tersebut. Namun dia memastikan proyek  PLTA Kayan Cascade akan ditindaklanjuti secara B2B (busines to busines). Pada prinsipnya, PT KHE membuka peluang bagi semua pihak untuk berkolaborasi.

Namun demikian, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan, Eniya Listiani Dewi, membantah jika Sumitomo hengkang dari PLTA Kayan. "Sumitomo bilang masih kok," ujarnya saat dikonfirmasi Katadata, Jumat (13/9).

Dilirik Hashim Djojohadikusumo

Pembangunan megaproyek ini dilirik sejumlah investor lainnya, termasuk adik presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Hal itu ia ungkapkan saat agenda syukuran pembangunan bendungan PLTA Kayan, Kamis (30/5).

Hashim mengaku berminat untuk menanamkan modal atau ikut berinvestasi di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan atau Kayan Cascade, di Bulungan, Kalimantan Utara. Lewat proyek ini, Hashim membidik potensi energi baru terbarukan (EBT) yang memiliki masa depan cerah.

Pemilik grup Arsari ini mengaku telah melaporkan rencana itu pada Prabowo dan mendapatkan dukungan. Hashim melihat potensi energi baru terbarukan sangat besar. Apalagi dia juga telah berpengalaman untuk investasi pada proyek energi hijau yaitu biofuel di Kalimantan Timur.

"Di Kalimantan Timur itu kami membuat biofuel (biomassa) dari kayu sisa," kata Hashim, seperti dilansir Antara, Kamis (30/5).

Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang menyambut baik rencana Hashim untuk masuk ke proyek PLTA Kayan Cascade. "Pasti investasi itu akan berdampak kepada masyarakat, berdampak kepada pertumbuhan ekonomi," ujar Zainal, pada Kamis (30/5).

Namun demikian, hinga berita ini diturunkan, PT KHE belum secara resmi mengumumkan siapa investor baru PLTA Kayan. Akankah pembangunan mega proyek tersebut dapat rampung sesuai target di 2027?

 

Reporter: Djati Waluyo, Muhamad Fajar Riyandanu, Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...