Bos Toyota Dukung Pemerintahan Prabowo Lebih Serius Implementasikan Bioetanol
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menekankanIndonesia untuk mengambil manfaat dari transisi energi. Salah satunya dengan memanfaatkan bioetanol.
Bob mencontohkan Brasil yang sukses memanfaatkan bioetanol sebagai sumber energi alternatif. Kesuksesan Brasil memanfaatkan bietanol tidak hanya berdampak pada penurunan emisi, namun juga peningkatan ekonomi lokal.
Menurut Bob, kesuksesan Brasil tersebut bisa menjadi tolak ukur bagi Indonesia untuk memanfaatkan potensi bioetanol. Meski penggunaan bioetanol di Indonesia masih minim, namun potensinya sangat besar. Selain dari tebu, bioetanol juga bisa dihasilkan dari singkong dan jagung, yang telah diadopsi oleh beberapa negara lain dalam bentuk bahan bakar campuran E5 dan E10.
"Dan ini juga menurut saya salah satu program dari pemerintahan yang baru untuk mengembangkan etanol sebagai pilihan kedua dari biodiesel," ujar ujar Bob dalam diskusi yang digelar di kawasan Kebayoran, Jakarta, Rabu (23/10) malam.
Bob menilai, transisi energi tidak harus sepenuhnya berbasis pada energi bersih yang nol emisi. Meski tidak menghapus emisi sepenuhnya, teknologi yang mampu menurunkan tingkat emisi perlu diprioritaskan dalam strategi transisi energi. Teknologi yang dapat menurunkan emisi perlu diterapkan guna mempercepat target pengurangan emisi karbon sebanyak 41 persen pada 2030.
Dia mencontohkan penggunaan gas yang tidak nol emisi, tetapi mampu menurunkan emisi hingga 60 persen. Selain itu, penggunaan biomassa, meski menghasilkan karbon dan metan, tetap dapat berkontribusi dalam penurunan emisi yang signifikan.
"Kenapa kita enggak pakai kalau ternyata bisa menurunkan emisi. Jadi enggak usah semuanya itu harus net zero," ucapnya.
Toyota akan menggelar seminar nasional di Universitas Indonesia pada 30 Oktober mendatang. Seminar tersebut merupakan upaya advokasi publik untuk mendukung dan mewujudkan cita-cita Pemerintah, mencapai target masa depan Indonesia “Bebas Emisi.”
Seminar nasional di UI tersebut merupakan rangkaian dari seminar nasional dalam rangka memperingati 50 Tahun keberadaan Toyota Indonesia, hingga menuju 50 tahun mendatang berkontribusi bagi industri otomotif nasional.
Sebelumnya, seminar serupa telah digelar di enam universitas, yaitu Universitas Diponegoro, Universitas Udayana, Institut Teknologi Sepuluh November, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Gajah Mada.
Rangkaian seminar nasional ini mengangkat tema 100 Years of Indonesia Automotive Industry, Realizing Indonesia Net-Zero Emission.”
Toyota Indonesia hadir dengan pendekatan multi-pathway, yaitu sinergi ragam teknologi kendaraan elektrifikasi dan pemanfaatan energi rendah emisi seperti biofuel (bio diesel dan bio ethanol) dan hydrogen, serta optimalisasi implementasi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam proses manufaktur yang lebih ramah lingkungan.
Transisi menuju energi baru terbarukan memegang peran penting dalam menjaga ketersediaan energi dan lingkungan yang lebih hijau untuk generasi di masa yang akan datang.