Penjualan Kuartalan BYD Lampaui Tesla untuk Pertama Kalinya

Ringkasan
- Industri hulu migas membutuhkan dukungan pemerintah untuk memonetisasi potensi gas bumi jumbo dengan menciptakan kebijakan fiskal yang tepat, memberikan keleluasaan pemilihan PSC, dan memberikan insentif berbasis waktu.
- Temuan sumber daya gas bumi di South Andaman dan Geng North menunjukkan potensi besar Indonesia sebagai tujuan investasi, sehingga dukungan berbagai pihak diperlukan untuk mencapai ketahanan energi nasional.
- Selain dukungan di atas, industri hulu migas juga membutuhkan penetapan harga gas domestik dan infrastruktur untuk memastikan distribusi gas, serta revisi sejumlah kebijakan untuk meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia.

Penjualan kuartalan produsen kendaraan listrik Tiongkok, BYD, melampaui Tesla untuk pertama kalinya. BYD melaporkan pendapatan untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 30 September sebesar 201,12 miliar yuan ($28,24 miliar), naik 24% dari tahun lalu.
Dikutip dari CNBC, Jumat (1/11), Penjualan itu melampaui pendapatan Tesla sebesar US$ 25,18 miliar yang dilaporkan untuk periode yang sama. Tonggak sejarah itu terjadi di tengah persaingan ketat di Tiongkok, serta tarif yang lebih tinggi untuk impor kendaraan listrik Cina ke Uni Eropa.
Ini adalah yang pertama bagi raksasa EV berbasis di Beijing tersebut, meskipun tren EV menurun di daratan Tiongkok. Perusahaan menjual sejumlah kendaraan penumpang dalam jumlah rekor pada bulan Agustus.
Setidaknya setengah dari penjualan BYD adalah kendaraan hibrida, sedangkan Tesla hanya menggunakan baterai.
Tesla Masih Unggul di Laba Bersih
Namun dalam hal laba bersih, Tesla masih memimpin. Produsen mobil Amerika itu membukukan laba bersih sebesar US$2,18 miliar dari Juli hingga September, naik 16,2% dari tahun lalu. Sementara BYD membukukan peningkatan laba sebesar 11,5% pada periode yang sama menjadi 11,6 miliar yuan.
Secara tahunan, Tesla masih menguasai puncak penjualan sebesar US$ $71,98 miliar. Sementara BYD sekitar US$ 70,53 miliar.
BYD adalah salah satu produsen kendaraan listrik paling terkemuka di Tiongkok yang merupakan pasar otomotif terbesar di dunia. Di negara tersebut, Tesla milik Elon Musk adalah salah satu pesaing terberatnya.
Model Y Tesla tetap menjadi mobil listrik bertenaga baterai terlaris di Tiongkok September, menurut situs web otomotif Tiongkok Autohome. Seagull milik BYD berada di posisi kedua.
Persaingan kemungkinan akan semakin ketat karena tarif Uni Eropa mulai berlaku minggu ini, meskipun Tiongkok tidak setuju.
Uni Eropa mengumumkan akan menerapkan kenaikan tarif pada kendaraan listrik Tiongkok, dengan menaikkan bea masuk hingga 45,3%.
Tarif tambahan berkisar dari 7,8% untuk Tesla hingga 35,3% untuk SAIC Motors, yang akan dikenakan di atas bea masuk standar 10% untuk semua kendaraan listrik.