Google Investasi Rp 12 Triliun untuk Energi Bersih Pusat Data AI
Alphabet, perusahaan induk Google, bersama TPG Rise Climate dan beberapa investor lain, berinvestasi lebih dari US$ 800 juta atau setara Rp 12,7 triliun kepada pengembang energi bersih, Intersect Power.
Investasi ini dilakukan karena Google, Microsoft, dan Meta sedang berlomba memperbesar kapasitas pusat data mereka untuk memenuhi tingginya permintaan layanan cloud yang dipicu oleh perkembangan AI.
Perusahaan juga bermitra dengan Intersect dan TPG Rise Climate untuk mengembangkan taman industri. Taman-taman ini akan menampung kapasitas listrik pusat data di lokasi yang sama dengan pembangkit energi bersih baru.
Dengan membangun pusat data di sebelah sumber energi khusus yang bebas karbon, Google ingin mengurangi kendala jaringan listrik, serta mengurangi jadwal pengiriman proyek pembangkit listrik dan pusat data.
Sistem kelistrikan Amerika Serikat (AS) kini menghadapi tantangan besar untuk memenuhi kebutuhan daya yang terus meningkat akibat teknologi baru seperti AI Generative. Pertumbuhan ini memberikan tekanan lebih pada jaringan listrik yang sudah rentan.
Google berencana menjadi pelanggan utama energi bersih dari fasilitas baru yang dikembangkan oleh Intersect Power. Energi ini akan digunakan untuk mengoperasikan pusat data baru Google.
"Pusat data Google akan menggunakan daya bersihnya sendiri, membantu membawa kapasitas energi baru ke jaringan dan meningkatkan keandalan sistem," kata Google dalam pernyataan resminya, dikutip dari Reuters pada Rabu (11/12).
Tahap pertama proyek ini diperkirakan mulai beroperasi pada 2026 dan selesai sepenuhnya pada 2027.
Intersect Power yang didirikan pada 2016, adalah perusahaan yang menyediakan solusi energi rendah karbon yang dapat diskalakan. Perusahaan ini merupakan bagian dari portofolio TPG Rise Climate, dana investasi yang berfokus pada isu iklim.