Penasehat Prabowo Soroti Dampak Monopoli Listrik PLN pada Pengembangan EBT


Penasihat Bidang Energi Presiden Prabowo Subianto, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan kunci pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia berada di tangan PT PLN (Persero). Pasalnya, PLN merupakan perusahaan yang menjadi pembeli dan penjual listrik tunggal di Indonesia.
"Karena di sistem nasional kita, industri listrik itu dia (PLN) monopsoni dan monopoli," ujar Purnomo dalam seminar, di Jakarta, Kamis (16/1).
Purnomo mengatakan, pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengembangkan persaingan yang sehat dalam pengembangan EBT di Indonesia. Namun, sampai dengan saat ini beberapa kebijakan tersebut belum mampu mendongkrak bauran atau pertumbuhan pembangunan pembangkit EBT di Indonesia.
"Masalahnya memang dalam pengembangannya. Kalau kita katakan itu top-down karena dilakukan PLN," ujarnya.
Kondisi berbeda terjadi pada minyak yang telah dirombak pada periode tahun 2000 an. Dimana, pada saat itu pemerintah mengubah skema penyaluran subsidi BBM menjadi bentuk langsung melalui bantuan langsung tunai (BLT).
Dengan kebijakan tersebut membuat Pertamina saat ini memiliki produk yang masuk dalam kategori public service obligation (PSO) dan non PSO atau subsidi dan non subsidi.
Dia mengatakan, program swasembada energi yang digadang oleh Presiden Prabowo Subianto harus dilakukan melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Pemanfaatan EBT penting karena Indonesia memiliki potensi yang cukup melimpah di beberapa sektor seperti panas bumi, tenaga surya, tenaga air, hingga tenaga angin yang mencapai 3,6 terawatt (TW).
"Swasembada energi harus dilakukan secara bertahap, nggak bisa cepat," ucapnya.