Pemerintah Percepat Pengembangan Pembangkit Nuklir Mulai 2029

Image title
23 Januari 2025, 17:58
Peneliti BRIN melakukan pengecekan kolam reaktor nuklir di fasilitas Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy, di kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (15/7/2024).
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Peneliti BRIN melakukan pengecekan kolam reaktor nuklir di fasilitas Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy, di kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (15/7/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah akan mempercepat target pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2029-2032. Hal tersebut tertuang di dalam rancangan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025-2060.

"Pengembangan pembangkit nuklir diupayakan percepatan 2029-2032," ujar Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Kamis (23/1).

Yuliot mengatakan percepatan tersebut dilakukan salah satunya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2029. Penambahan suplai listrik disiapkan dengan mengoptimalkan pembangkit berbasis EBT.

Pemerintah menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 16 persen pada 2025. Bauran EBT akan terus meningkat menjadi 74 persen 2060. Pada 2044, porsi EBT ditargetkan mencapai 52 persen atau lebih besar dari bauran energi fosil.

Dia mengatakan emisi karbon diproyeksikan terus menurun sampai dengan 0 emisi pada 2060. “Jika dibandingkan dengan baseline akan turun signifikan mencapai 2 miliar ton pada 2060,” katanya.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia menyatakan segera membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) on-grid sebesar 250 megawatt pada tahun 2032. Pembangkit listrik on-grid merupakan sistem ketenagalistrikan yang terhubung dengan jaringan utilitas lokal.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan hal itu sesuai target yang sudah ditetapkan dalam draf revisi Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).

"Di dalam Kebijakan Energi Nasional yang tadi malam diketok, itu nuklir masuk ke tahun 2032, on-grid. Jadi dari sekarang kita harus mempersiapkan. Sudah tinggal sembilan tahun. Ini harus dipersiapkan 250 megawatt on-grid. Sudah on the track," ujar Eniya saat ditemui dalam acara International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Jumat (6/9).

Untuk mewujudkan hal itu, dia mengatakan, perlu pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta memilih skema teknologi pembersihan (clearing technology) yang di antaranya reaktor modular kecil (SMR), reaktor berpendingin gas suhu tinggi (HTGR) atau thorium. "Ini harus dipilih suatu teknologi yang tepat," katanya.

Untuk masalah keamanan, ia mengatakan, Kementerian ESDM akan membentuk organisasi nuklir nasional yang mengawasi dan mengawal pembangunan PLTN. Organisasi tersebut akan berada di bawah koordinasi Kementerian ESDM.

"Ini sedang kami bahas kemarin di focus group discussion, nah nanti kita minta arahan Pak Menteri, ini the next-nya akan seperti apa. Minggu depan kita juga akan hadir di International Atomic Energy di Wina," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...