AI Mempercepat Penambangan Logam Berharga untuk Energi Hijau

Ringkasan
- AI berperan penting dalam menemukan mineral kritis untuk mendukung perkembangan energi bersih seperti mobil listrik dan panel surya. Beberapa perusahaan teknologi, termasuk Earth AI, memanfaatkan AI untuk mempercepat proses penemuan mineral.
- Earth AI menggunakan data historis dan teknologi pengeboran canggih untuk menemukan deposit logam. Metode ini diklaim lebih efisien, mengurangi biaya dan waktu eksplorasi hingga setengahnya.
- Earth AI menjual informasi deposit mineral yang ditemukan kepada perusahaan tambang dan telah berhasil menemukan deposit paladium besar di Australia. Perusahaan ini didukung oleh berbagai investor dan telah mengumpulkan dana yang signifikan.

Seiring dengan berkembangnya ekonomi energi bersih atau energi hijau, upaya menemukan mineral dan logam yang menjadi sumber tenaga menjadi semakin penting. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mungkin menjadi jawaban bagi kebutuhan di sektor ini.
Mobil listrik, panel surya, dan sel bahan bakar hidrogen memiliki satu kesamaan: kebutuhan akan mineral kritis.
Secara historis, proses penemuan mineral kritis dan penambangannya sangat sulit. Namun, teknologi kecerdasan buatan atau AI dari sejumlah perusahaan teknologi akan mengubah hal ini.
Kobold Metals, VerAI, dan perusahaan rintisan bernama Earth AI berlomba-lomba untuk membawa logam-logam tersebut ke pasar sesegera mungkin. Earth AI menggabungkan perangkat lunak penemuan mineral bertenaga AI dengan teknologi pengeboran eksklusif. Datanya berasal dari 50 tahun yang lalu.
“Kami melatih AI kami untuk belajar dari kegagalan dan keberhasilan puluhan tahun ratusan ahli geologi yang melakukan eksplorasi di masa lalu untuk membuat prediksi yang jauh lebih baik tentang di mana harus mencari logam di masa depan,” kata Roman Teslyuk, CEO Earth AI, seperti dikutip CNBC.
Ketika sistem menemukan apa yang dianggapnya sebagai endapan logam, Earth AI dapat mengebor untuk memverifikasinya hanya dalam sebuah lubang seukuran bola tenis. Teslyuk mengatakan, dengan menggunakan proses penambangan ini, biaya yang dibutuhkan hanya separuh dari biaya dan waktu yang dibutuhkan sebelumnya.
Menurut Mining Data Online, pendapatan tambang tahunan per individu dapat berkisar antara US$ 50 juta (Rp 818,5 miliar) hingga US$ 3 miliar (Rp 49,11 triliun).
“Kami mengebor hingga kedalaman 2.000 kaki dan mengambil sampel batuan yang belum pernah melihat cahaya, dan logam di dalam batuan tersebut, mereka dapat membuat ratusan juta mobil listrik,” kata Teslyuk.
Earth AI tidak melakukan eksplorasi di sekitar tambang yang sudah ada. Mereka menemukan area baru dan kemudian menjual informasi tersebut kepada perusahaan-perusahaan tambang.
“Pasar untuk mineral-mineral ini sangat besar,” kata Jamie Lee, Managing Partner di Tamarack Global, salah satu investor di Earth AI.
Investor Earth AI lainnya termasuk Y Combinator, Cantos Ventures, Scrum Ventures, Alpaca, Sparkwave Capital, dan Overmatch. Earth AI telah mengumpulkan total dana sebesar US$ 38 juta (Rp 622,06 miliar).
Earth AI melakukan eksplorasi sendiri, serta dengan mitra untuk menemukan deposit lebih cepat. Perusahaan teknologi itu baru-baru ini menemukan salah satu deposit paladium terverifikasi terbesar di Australia dengan menggunakan AI sebagai bagian dari usaha patungan dengan Legacy Minerals.