Menteri LH: Perubahan Tata Ruang di Puncak Sebabkan Banjir di Jabodetabek


Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq mengatakan perubahan tata ruang di kawasan hulu Sungai Ciliwung yang berada di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi salah satu penyebab banjir di wilayah Jabodetabek.
“Banjir di sana itu penyebab utamanya landscape kita rusak,” ujar Hanif saat ditemui dikawasan Puncak, Bogor, Kamis (6/3).
Hanif mengatakan pada 2010 terdapat 15.000 hektare kawasan lindung, taman nasional, badan air, dan 500 hektare permukiman di kawasan hulu Sungai Ciliwung. Namun, pada tahun 2022 terdapat perubahan tata ruang di kawasan hulu yang tadinya 15 ribu hektare dikurangi 8 ribu untuk kawasan pertanian.
Ia mengatakan, perubahan tersebut berimplikasi kepada berkembangnya kawasan pemukiman yang sebelumnya ditetapkan seluas 500 ha meningkat menjadi 1.500 ha.
“Posisi ini yang kemudian menimbulkan bencana (Maret) tanggal 2 Maret,” ujarnya.
Hanif menjelaskan, maraknya bangunan di kawasan hulu sungai Ciliwung menjadi salah satu penyebab dari banjir besar di kawasan Jabodetabek. Pasalnya, hutan yang seharusnya berfungsi meresap air telah hilang dan digantikan bangunan.
Kementerian LH mengambil tindakan dengan melakukan penyegelan terhadap beberapa bangunan yang terdapat di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung pada Kamis (6/3).
“Harusnya kan fungsinya sebagai resapan air. Tidak boleh ada bangunan permanen ini. Boleh ada wisata, tapi sangat terbatas,” ungkapnya.