Pertamina NRE Prioritaskan Proyek Geothermal untuk Terima Pembiayaan Danantara


Pertamina New and Renewable Energi (PNRE) menyiapkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) atau geothermal menjadi prioritas perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Direktur Utama PNRE, John Anis, mengatakan proyek tersebut dimasukkan karena merupakan pembangkit yang dapat beroperasi 24 jam, berbeda dengan beberapa pembangkit lainnya yang sifatnya intermitten atau berjeda. Hal itu memungkinkan gethermal bisa dijadikan sebagai base load atau beban dasar yaitu jumlah minimum daya listrik yang dibutuhkan selama periode waktu tertentu.
“Karena geothermal itu sudah jelas bisa menjadi base load,” ujar John saat ditemui di Jakarta, Senin (11/3).
John mengatakan saat ini perusahaan memiliki beberapa program yang siap untuk menerima pendanaan dari program BPI Danantara di bidang PLTP. Pemilihan PLTP sebagai proyek yang akan diajukan oleh perusahaan untuk menerima pendanaan dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya adalah kesiapan dan sifat dari PLTP yang dapat berproduksi secara terus menerus.
Sedangkan beberapa proyek lainya seperti hidrogen dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dinilai tidak cocok dijadikan base load dikarenakan beberapa faktor. Hidrogen tidak cocok karena ada masalah keekonomian yang belum tercapai atau harga yang masih mahal.
Sedangkan untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tidak cocok karena hanya bisa beroperasi dikala ada matahari. Sementara itu, PLTA diperlukan waktu yang cukup panjang untuk membangun sebuah pembangkit.
Meski begitu, ia mengatakan perusahaan masih sanggup mendanai proyek-proyek transisi energinya tanpa suntikan dana dari Danantara, termasuk untuk proyek PLTP.
“Tapi kalau misalkan perlu pendanaan lebih besar, ya pastinya kami akan lari ke Danantara,” ungkapnya.
John mengatakan, untuk membangun seluruh proyek yang akan dilaksanakan perusahaan pada 2029-2030, PNRE setidaknya membutuhkan pendanaan sekitar US$ 6 miliar. Namun kebuthan dana tersebut masih bersifat proyeksi sehingga besarannya bisa dinamis.