Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level Terendah, Momentum RI Genjot Transisi Energi

Image title
8 April 2025, 16:30
Petugas memeriksa panel surya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (26/8/2024). Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa kuota PLTS atap untuk tahun ini hampir h
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Petugas memeriksa panel surya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (26/8/2024). Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa kuota PLTS atap untuk tahun ini hampir habis, dari kuota total 901 MW hanya tersisa sekitar 60-90 MW.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga minyak dunia anjlok di tengah perang dagang yang dipicu kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Anjloknya harga minyak tersebut merupakan momentum bagi Indonesia untuk menggenjot transisi energi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil.

Sebagaimana diketahui, harga minyak mentah Brent tercatat menjadi $64,87 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS menjadi $61,37, pada Selasa (8/4). Harga ini mendekati level terendah dalam empat tahun terakhir.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan tingginya volatilitas komoditas bahan bakar fosil seperti minyak mentah dan batu bara berpotensi membuat perekonomian Indonesia menjadi tidak sehat. Untuk itu, pemerintah harus memaksimalkan potensi pemanfaatan energi hijau yang melimpah  di Indonesia untuk mendorong terciptanya perekonomian berkelanjutan, stabil, dan mampu beradaptasi dengan guncangan dari luar.

“Transisi energi akan membuat ekonomi lebih stabil dan akan membuka lebih banyak lapangan kerja baru, sehingga bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi,” ujar Bhima saat dikonfirmasi Katadata, Selasa (8/4).

Bhima mengatakan, struktur Indonesia akan rapuh jika pemerintah masih terus bergantung dengan volatilitas harga komoditas. Ketergantungan kepada bahan bakar fosil juga membuat cita-cita untuk mencapai transisi energi akan sulit tercapai.

Harga Minyak Berpotensi Anjlok hingga US$ 50 per Barel

Harga minyak anjlok dipicu meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang menyebabkan kekhawatiran akan resesi dan akan mengurangi permintaan minyak mentah.

"Pendorong utama penurunan ini adalah kekhawatiran bahwa tarif akan melemahkan ekonomi global," kata Satoru Yoshida, analis komoditas di Rakuten Securities.

"Selain itu, peningkatan produksi yang direncanakan oleh OPEC+ juga berkontribusi terhadap tekanan jual," katanya, seraya menambahkan bahwa tarif balasan dari negara-negara di luar Tiongkok akan menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan.

Yoshida memperkirakan bahwa WTI dapat turun hingga $55 atau bahkan $50 jika penurunan pasar saham terus berlanjut. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...