RI Targetkan Jadi Pemilik PLTP Terbesar di Dunia di 2029


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat Indonesia memiliki potensi untuk menyalip Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan pemilik pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di dunia.
Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan Indonesia hanya tertinggal 1 gigawatt (GW) PLTP terpasang dengan AS. Saat ini, Indonesia berada pada peringkat kedua negara dengan kapasitas PLTP terpasang sebesar 2,36 GW atau lebih rendah dibandingkan AS dengan kapasitas sebesar 3,6 GW.
“Dalam lima tahun ke depan kira-kira (penambahan) 1,1 GW. Mudah-mudahan Amerika juga enggak nambah-nambah amat gitu ya, dan kita bisa menjadi the top of the world. Targetnya itu sampai 2029,” ujar Eniya dalam konferensi pers IICGE, di Jakarta, Senin (14/4).
Eniya mengatakan target tersebut tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang akan segera diterbitkan. Adapun, dalam RUPTL tersebut, Indonesia akan memiliki tambahan kapasitas pembangkit yang berasal dari panas bumi sebesar 5,2 GW sampai dengan 2034 atau 10 tahun kedepan.
“Yang saya sebutkan tadi sampai dengan 2029 itu 1,1 GW, di mana dalam waktu 5 tahun kita bisa mencapai target 3,6 GW (kapasitas terpasang),” ucapnya.
Dia menjelaskan Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 23,74 GW yang tersebar di 368 lokasi. Besarnya potensi tersebut dan kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memutuskan kembali ke batu bara akan membuka peluang Indonesia menjadi negara dengan kapasitas PLTP terpasang terbesar di dunia.
Meski begitu, ia berharap adanya dukungan dari beberapa pihak terkait seperti Kementerian dan Lembaga ataupun asosiasi panas bumi untuk saling memberikan dukungan untuk pembangunan PLTP di Indonesia.