Kementerian ESDM Sebut Harga Listrik PLTP Lebih Murah dari Diesel

Image title
14 April 2025, 15:00
PLTP
PGE
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat harga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di wilayah Maluku akan lebih murah jika dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan pemerintah akan memprioritaskan lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) di Maluku untuk mengejar pembangunan PLTP di wilayah tersebut.

Salah satunya adalah lelang WKP Banda Baru di Maluku dengan potensi 25 megawatt (MW) yang diproyeksikan menggantikan pembangkit diesel mahal di wilayah tersebut.

“Kalau panas bumi kita bicara 9,5 cent dolar per KWh-nya, tapi kalau diesel di Maluku itu sekitar (US$) 40-50 cent. Nah ini panas bumi akan menjadi satu solusi base load tadi, yang sangat jauh lebih murah,” ujar Eniya dalam konferensi pers IICGE, di Jakarta, Senin (14/4).

Eniya mengatakan pembangkit panas bumi bisa menjadi salah satu solusi base load karena perbedaan harganya yang jauh lebih murah. Sementara itu, penggunaan diesel bisa dialihkan untuk produktivitas industri.

“Jadi BBM fungsinya tidak hanya untuk pembangkitan, tetapi dialihkan ke produktivitas industri, di mana pertumbuhan perekonomian harus mencapai 8% di tahun 2029,” ujarnya.

Untuk itu, pemerintah tengah mengejar penetapan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang ditargetkan akan rampung pada bulan ini. Eniya menjelaskan draft RUPTL tersebut sudah ditandatangani oleh tiga menteri, yakni Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ketiga kementerian tersebut sudah memiliki kesepakatan bersama.

“Ini insyaallah dalam satu bulan ini pasti sudah akan goal ya RUPTL-nya karena tinggal sedikit lagi dan itu hanya perlu finalisasi saja,” ucapnya.

Adapun, salah satu poin yang dibahas dalam RUPTL tersebut adalah energi panas bumi (geothermal). Dimana, dalam RUPTL tersebut selama 10 tahun ke depan bakal dibangun PLTP dengan kapasitas 5,2 GW.

“Dan kita bisa lihat nanti di RUPTL peta jalannya selama 10 tahun. Dan saya harapkan eksploitasi panas bumi ini benar-benar menjadi solusi baseload,” ungkapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...