Pengembangan Hidrogen Hijau di RI Berpotensi Ciptakan 300 Ribu Lapangan Kerja


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pemanfataan hidrogen hijau atau yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT) berpotensi menciptakan pembukaan lapangan pekerjaan dan penambahan devisa untuk negara. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengatakan penambahan devisa dan pembukaan lapangan kerja di industri hidrogen hijau bisa menciptakan sekitar 300 ribu tenaga kerja.
“Kalau ini mampu kita lakukan semua, ini akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 300 ribu,” ujar Bahlil dalam paparanya di acara GHES, di Jakarta, Selasa (15/4).
Bahlil mengatakan, Indonesia memiliki potensi pembangkit EBT 3.686 gigawatt (GW). Jika potensi EBT tersebut dimaksimalkan untuk pemanfaatn hidrogen hijau makan akan menciptakan devisai cukup besar.
“Bisa mendapatkan devisa kurang lebih sekitar US$ 70 miliar,” ujarnya dalam Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhebition di Jakarta, Selasa (15/4).
Dia mengatakan, pemanfaatan hidrogen hijau juga akan mendorong Indonesia dalam mengimplementasikan perjanjian Paris untuk menjaga suhu muka bumi tidak naik lebih dari 1,5 derajat Celsius. Indonesia akan tetap menjalankan komitmen dalam perjanjian Paris dengan penuh kehati-hatian dan secara mendalam. Hal tersebut dibuktikan dari salah satu poin Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
“Yang pertama itu berbicara tentang kedaulatan swasembada energi didalamnya disitu adalah energi hijau, energi baru terbarukan dan hidrogen merupakan bagian daripada visi besar Bapak Presiden,” ucapnya.