Gaikindo Minta Pemerintah Fokus Kembangkan Biofuel Dibandingkan Hidrogen


Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyarankan pemerintah tetap memfokuskan perhatian pada upaya pengembangan biofuel dan kendaraan yang menggunakan jenis bahan bakar tersebut. Pernyataan tersebut menanggapi pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang berencana untuk memberikan insentif pada bahan bakar hidrogen apabila ada investor yang tertarik di sektor tersebut.
"Untuk saat ini fokus yang sudah teruji, kalau tujuannya mau nol emisi, untuk mencapai itu jangan lompat terlalu jauh ke hidrogen, karena itu memerlukan teknologi yang berbeda," kata Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, dikutip dari Antara, Senin (21/4).
Kukuh mengatakan bahwa pengembangan mobil berbahan bakar hidrogen membutuhkan dukungan sumber daya, teknologi, dan infrastruktur, yang saat ini masih jauh dari kata siap.
"Perlu kajian yang menyeluruh, jangan sampai nanti kita mendorong orang (investor) masuk ke sini, tapi kemudian pasokan hidrogennya tidak ada. Itu betul-betul perlu kajian yang komprehensif," katanya.
Dia mencontohkan program penggunaan gas alam terkompresi (Compressed Natural Gas/CNG) dan gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) pada armada bus dan truk yang sempat digalakkan. Namun, program tersebut akhirnya terhenti karena tidak ada kesinambungan pasokan.
Kukuh mengatakan, pemerintah lebih baik mengikuti peta jalan yang sudah dibuat untuk mencapai target emisi karbon nol tahun 2060. Peta jalan menuju emisi karbon nol mencakup peningkatan penggunaan bahan bakar dari sumber organik atau biofuel seperti biodiesel B40 dan bioetanol E5.
"Kemudian, kalau kita mau menuju BEV (Battery Electric Vehicle), itu ada pilihannya. Misalnya, sebelum sampai ke elektrik, dari bahan bakar konvensional saja kita bisa kembangkan ada biofuel, ada biodiesel, ada bioetanol," katanya.