100 Ribu Kendaraan Listrik Baru Diprediksi Akan Mengaspal di Indonesia pada 2025

Image title
24 April 2025, 11:35
Selebritis yang juga Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad (kanan) berbincang dengan Chairman and Founder ALETRA Megusdyan Susanto (kiri) saat mengunjungi stan mobil listrik ALETRA dalam pameran otomotif GAIKIN
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nym.
Selebritis yang juga Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad (kanan) berbincang dengan Chairman and Founder ALETRA Megusdyan Susanto (kiri) saat mengunjungi stan mobil listrik ALETRA dalam pameran otomotif GAIKINDO Jakarta Auto Week 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Kabupaten Tangerag, Banten, Rabu (27/11/2024). ALETRA merupakan kendaraan listrik penumpang yang menjadi pendatang baru di pasar Indonesia.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Jumlah kendaraan listrik  atau electric vehicle (EV) di Indonesia meningkat signifikan sejak 2023. Deputi Bidang Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, mengatakan adopsi EV diperkirakan mencapai 100.000 unit hingga pada 2025.

Racmat mengatakan, jumlah pembelian kendaraan listrik baru awal 2025 telah mencapai 16 ribu unit. Pada 2022,  jumlah penjualan kendaraan listrik di Indonesia mencapai 10.000 unit. Jumlah itu  kemudian naik 70% menjadi 17 ribu unit pada 2023. Sementara pada 2024, penjualan kendaraan listrik telah mencapai 43.000 unit.

“Jadi kita sih cukup optimis ya mudah-mudahan mungkin tahun ini harapan saya ya kalau kita lihat trennya, mungkin bisa 100.000,” ujar Rachmat saat ditemui usai acara diskusi bertajuk 'Indonesia as the Next EV Production Hub' di Kantor Center for Strategic and International Studies (CSIS), di Jakarta, Kamis (24/4).

Dengan capaian tersebut, dia mengatakan, perkembangan adopsi EV di Indonesia dapat dikatakan sudah berada di level progresif. Untuk itu, ia berharap masyarakat dapat mengadopsi EV sampai dengan 10% dari keseluruhan kendaraan yang  beredar di Indonesia.

“Kalau kita lihat di Tiongkok yang sangat maju industri-nya, EV-nya itu begitu dia nyampe sekitar 10% ke atas growth-nya itu bisa langsung 20, 30, 40%. Jadi harapan kita tentunya ini bisa kita juga nikmati di Indonesia,” ujarnya.

Rachmat mengatakan pesatnya pertumbuhan adopsi Indonesia akan sangat bermanfaat untuk beberapa sektor mulai dari pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi sampai dengan menjaga ketahanan energi nasional. Dengan mengadopsi EV sebagai alat transportasi, dapat mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil dan secara otomatis mereduksi penggunaan bahan bakar minyak yang mayoritas bukan produksi dalam negeri.

“Karena kita impor 60% minyak, jadi kita impor banyak BBM. Kalau kita beralih ke kendaraan listrik, semua listrik itu berasal dari energi domestik, baik dari energi baru terbarukan maupun batu bara," ujarnya,

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...