100 Ribu Kendaraan Listrik Baru Diprediksi Akan Mengaspal di Indonesia pada 2025


Jumlah kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia meningkat signifikan sejak 2023. Deputi Bidang Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, mengatakan adopsi EV diperkirakan mencapai 100.000 unit hingga pada 2025.
Racmat mengatakan, jumlah pembelian kendaraan listrik baru awal 2025 telah mencapai 16 ribu unit. Pada 2022, jumlah penjualan kendaraan listrik di Indonesia mencapai 10.000 unit. Jumlah itu kemudian naik 70% menjadi 17 ribu unit pada 2023. Sementara pada 2024, penjualan kendaraan listrik telah mencapai 43.000 unit.
“Jadi kita sih cukup optimis ya mudah-mudahan mungkin tahun ini harapan saya ya kalau kita lihat trennya, mungkin bisa 100.000,” ujar Rachmat saat ditemui usai acara diskusi bertajuk 'Indonesia as the Next EV Production Hub' di Kantor Center for Strategic and International Studies (CSIS), di Jakarta, Kamis (24/4).
Dengan capaian tersebut, dia mengatakan, perkembangan adopsi EV di Indonesia dapat dikatakan sudah berada di level progresif. Untuk itu, ia berharap masyarakat dapat mengadopsi EV sampai dengan 10% dari keseluruhan kendaraan yang beredar di Indonesia.
“Kalau kita lihat di Tiongkok yang sangat maju industri-nya, EV-nya itu begitu dia nyampe sekitar 10% ke atas growth-nya itu bisa langsung 20, 30, 40%. Jadi harapan kita tentunya ini bisa kita juga nikmati di Indonesia,” ujarnya.
Rachmat mengatakan pesatnya pertumbuhan adopsi Indonesia akan sangat bermanfaat untuk beberapa sektor mulai dari pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi sampai dengan menjaga ketahanan energi nasional. Dengan mengadopsi EV sebagai alat transportasi, dapat mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil dan secara otomatis mereduksi penggunaan bahan bakar minyak yang mayoritas bukan produksi dalam negeri.
“Karena kita impor 60% minyak, jadi kita impor banyak BBM. Kalau kita beralih ke kendaraan listrik, semua listrik itu berasal dari energi domestik, baik dari energi baru terbarukan maupun batu bara," ujarnya,