Bangun PLTN, PLN Berminat Gandeng Rosatom dari Rusia


PT PLN (Persero) menyetujui proposal yang diajukan oleh State Atomic Energy Corporation Rosatom (Rosatom) untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.
EVP Aneka Energi Terbarukan PLN, Zainal Arifin, mengatakan proposal tersebut diterima lantaran Rosatom menawarkan harga yang kompetitif dari pembangunan PLTN di Indonesia.
“Menarik. Bisa kompetitif sama base load, sama geothermal menarik,” ujar Zainal saat ditemui disela acara dalam acara China International Energy Storage (EESA) Summit 2025, di Jakarta, Selasa (29/4).
Zainal mengatakan Rosatom sebelumnya telah mengajukan proposal ke PLN sejak 2019. Namun, proposal tersebut tertunda hingga saat ini.
Dia mengatakan teknologi yang ditawarkan oleh Rosatom lebih bagus jika dibandingkan dengan teknologi milik perusahaan PLTN asal Amerika Serikat.
“Kami sudah evaluasi salah satu yang potensial. Tapi, dibandingkan dengan teknologinya Amerika, yang small scale, lebih advanced [maju] Rosatom,” ucapnya.
Pemerintah Akan Percepat Pembangkit Nuklir
Pemerintah mempercepat pembangunan PLTN di Indonesia. Pembangkit listrik tersebut ditargetkan beroperasi untuk pertama kalinya pada 2030 atau 2032.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengatakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 sudah dalam proses finalisasi untuk dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto. Di dalam RUPTL tersebut, salah satu di antaranya adalah PLTN.
"Untuk PLTN itu kita mulai 2030 atau 2032. Jadi mau tidak mau kita harus melakukan persiapan semua regulasi yang terkait dengan PLTN," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Senin (21/4).
Menurut Bahlil, PLTN merupakan energi baru yang murah dan bisa dimanfaatkan untuk menguatkan sistem kelistrikan nasional. Selain itu, penggunaan nuklir juga akan mengurangi pemanfaatan energi listrik berbahan bakar fosil.
Namun, ia menekankan bahwa pemanfaatan nuklir sebagai sumber pembangkit listrik harus diimbangi dengan sosialisasi kepada masyarakat secara masif sehingga masyarakat memahami pemanfaatan nuklir.
*Catatan Redaksi: Redaksi melakukan beberapa revisi pada badan artikel ini sesuai dengan klarifikasi dan pernyataan terbaru dari PLN.