PLN Tingkatkan Porsi Eksekutif Perempuan, Raih Sertifikat Kesetaraan Gender


Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan porsi perempuan di level eksekutif PLN kian meningkat dari 7-8% menjadi 15–20%. Peningkatan peran perempuan di level eksekutif ini didukung oleh lingkungan perusahaan, serta pelatihan core competency terkait energi baru yang menargetkan perempuan.
“Kami melihat perempuan yang sudah membangun karier luar bisa menjadi highly qualified untuk menduduki jenjang strategis, bukan karena aksi afirmatif, tapi kemampuan prestasi yang luar biasa,” ujar Darmawan dalam acara Gender Summit: Sustainability & Equality di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (30/4).
Darmawan melarang perlakuan yang membuat perempuan tidak nyaman di lingkungan kerja. Secara khusus, ia menyebut PLN tidak akan menoleransi perlakuan tersebut.
“Bapak-bapak suka bikin jokes, boleh, tapi tolong jangan bikin jokes mengenai inequality atau hinting tentang itu. Hal tersebut tidak akan ditoleransi oleh pimpinan PLN,” ujar Darmawan.
PLN Raih Sertifikat EDGE
PLN menjadi badan usaha milik negara (BUMN) pertama yang meraih sertifikat Economic Dividends for Gender Equality atau EDGE. Ini adalah sertifikasi internasional yang diaudit Société Générale de Surveillance (SGS) Italy dan dikembangkan oleh EDGE Certified Foundation. Lembaga ini bergerak menyusun standar dalam mendukung kesetaraan gender dan inklusivitas di tempat kerja.
Dengan pencapaian ini, PLN sudah diakui dalam menerapkan kebijakan kesetaraan gender dalam internal perusahaan. PLN juga mendapat dukungan dari Asian Development Bank alias ADB dalam pendampingan teknis. Tujuannya, agar syarat dan standar yang ditetapkan bisa terpenuhi dengan baik.
Upaya PLN ini juga diapresiasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau KemenPPPA. Menteri PPPA Arifah Fauzi menyatakan, PLN sudah memberi kesempatan besar bagi perempuan dan kementeriannya turut terbantu.
“Jadi (penyediaan pekerjaan buat perempuan) bukan karena harus ada kuota atau affirmative action, tapi ini berangkat dari kesadaran bahwa yang bekerja adalah manusia, tidak dilihat laki-laki atau perempuan,” kata Arifah dalam acara yang sama.