Komisi Perdagangan AS Bakal Terapkan Tarif Tinggi untuk Impor Panel Surya

Hari Widowati
21 Mei 2025, 08:12
AS, panel surya, energi bersih
Vecteezy.com/Papan Saengkutrueang
Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (AS) akan menerapkan tarif impor yang lebih tinggi untuk produk panel surya dari 4 negara Asia Tenggara.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (AS) memutuskan produsen panel surya dalam negeri mengalami kerugian material atau terancam oleh banjir impor murah dari empat negara Asia Tenggara. Keputusan tersebut membawa AS selangkah lebih dekat untuk mengenakan bea masuk yang tinggi pada barang-barang tersebut.

Jika tiga anggota Komisi Perdagangan Internasional (USITC) memilih "ya", Departemen Perdagangan AS akan mengeluarkan perintah untuk memberlakukan tarif imbalan dan anti-dumping atas produk-produk surya yang diimpor dari Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Pemungutan suara ini menyelesaikan kasus perdagangan berusia setahun di mana produsen AS menuduh perusahaan-perusahaan Cina membanjiri pasar dengan barang-barang murah secara tidak adil dari pabrik-pabrik di Asia Tenggara. Sejak saat itu, Presiden AS Donald Trump telah menjalankan strategi luas untuk mengenakan tarif pada produk-produk impor demi melindungi produsen barang-barang buatan AS.

Departemen Perdagangan AS tidak dapat mengenakan tarif kecuali USITC menemukan industri domestik dirugikan atau terancam oleh pesaing luar negeri, yang menerima subsidi tidak adil dan melakukan dumping produk di pasar AS.

Hasil pemungutan suara diumumkan dalam pemberitahuan singkat di situs USITC, Selasa (20/5).

Kasus perdagangan ini diajukan tahun lalu oleh Hanwha Qcells dari Korea, First Solar Inc yang berbasis di Arizona, dan beberapa produsen kecil lainnya yang berupaya melindungi investasi miliaran dolar dalam manufaktur panel surya di AS.

"(Keputusan) pemungutan suara pada Selasa (20/5) tidak meninggalkan keraguan. Perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Cina ini telah melanggar undang-undang perdagangan dengan membanjiri pasar AS dengan panel surya murah, yang dijual di bawah harga wajar, dan disubsidi secara tidak adil," kata Tim Brightbill, pengacara utama untuk kelompok pemohon, Komite Perdagangan Aliansi Manufaktur Panel Surya AS, dalam pernyataan tertulis, seperti dikutip Reuters, Rabu (21/5).

Brightbill menyebut Cina melakukan hal ini dari pasar pihak ketiga di seluruh dunia, sehingga merusak strategi industri AS dan menghambat investasi baru.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Industri AS yang sedang tumbuh pantas mendapatkan dan memiliki kesempatan untuk bersaing secara adil," kata Brightbill. Sebagian besar panel surya yang dipasang di Amerika Serikat diimpor dari Asia.

Tarif Baru akan Merugikan Produsen Panel Surya Domestik

Pada 2022, undang-undang perubahan iklim utama mantan Presiden AS Joe Biden, Undang-Undang Pengurangan Inflasi (Inflation Reduction Act), memberikan. Menurut Asosiasi Energi Bersih Amerika (American Clean Power Association), lebih dari 100 pabrik panel surya telah diumumkan atau diperluas sejak saat itu.

Sebuah kelompok dagang panel surya terkemuka di AS, Asosiasi Industri Energi Surya (Solar Energy Industries Association/SEIA), mengatakan tarif baru justru akan merugikan produsen dalam negeri dengan meningkatkan biaya bagi pembeli panel.

"Keputusan Komisi Perdagangan Internasional AS mengkhawatirkan produsen panel surya AS dan industri yang lebih luas," kata Presiden SEIA Abigail Ross Hopper, dalam sebuah pernyataan.

Menurutnya, penetapan final USITC yang menambahkan lapisan tarif akan meningkatkan biaya untuk produk surya yang dibutuhkan perusahaan AS untuk membangun proyek dan menumbuhkan manufaktur dalam negeri.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...