Pertamina Gunakan PLTS Atap di Kilang Balikpapan, Turunkan 5% Beban Operasional


PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melakukan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap dengan kapasitas 2,5 megawatt peak (MWp) pada area Workshop dan Gedung New HSSE KPI Kilang Balikpapan.
Adapun, pemasangan PLTS atap di kawasan kilang milik KPI dilakukan oleh PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE).
Direktur Operasi KPI Didik Bahagia mengatakan PLTS tersebut dipasang di atap tiga bangunan utama di KPI Kilang Balikpapan yaitu warehouse 1.635 kilowatt peak (kWp), workshop 744 kWp, dan Gedung New HSSE 138 kWp.
“Total kapasitas terpasang mencapai 2,5 MWp menjadikannya instalasi PLTS atap terbesar yang pernah dibangun di lingkungan Kilang Pertamina dan mampu menurunkan emisi sebesar 3.798 Ton Co2e per tahun,” ujar Didik dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (21/5).
Didik mengatakan bahwa efisiensi energi adalah kunci dalam pengelolaan operasional kilang yang berkelanjutan. Dia menjelaskan biaya energi di kilang menjadi pengeluaran terbesar perusahaan yang mencapai 4 hingga 5 persen dari total biaya operasional.
"Melalui langkah-langkah efisiensi dan pemanfaatan energi yang lebih efektif, kita tidak hanya menurunkan emisi karbon, tetapi juga secara bertahap mengurangi beban biaya energi," sebutnya.
Selain Kilang Balikpapan, PLTS juga telah dioperasikan di kilang-kilang lainnya yakni Kilang Dumai 3,77 MWp, Kilang Plaju 2,25 MWp, Kilang Cilacap 2,34 MWp, dan Kilang Balongan 1,51 MWp.
“Dengan beroperasinya PLTS atap di Kilang Balikpapan, total kapasitas PLTS yang dioperasikan Pertamina NRE di area Kilang KPI kini mencapai 12,37 MWp,” ucapnya.
Pakai Kecerdasan Buatan
Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE Norman Ginting mengatakan PLTS ini telah menggunakan teknologi terbaru memanfaatkan kecerdasan buatan dan berbasis internet of thing (IoT), sehingga mampu menerapkan remote monitoring and control dalam operasionalnya.
“Sinergi KPI dan Pertamina NRE mencerminkan strategi pertumbuhan ganda Pertamina. KPI berperan strategis dalam mengoptimalkan bisnis utama Pertamina saat ini yaitu minyak dan gas bumi, sedangkan di sisi lain Pertamina NRE membantu upaya penurunan emisi dari aktivitas operasional Pertamina melalui penyediaan energi hijau,” ujar Norman.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, pengembangan energi hijau rendah karbon seperti solar panel menjadi salah satu strategi bisnis Pertamina.
"Pemanfaatan energi hijau diharapkan semakin meningkat, tak hanya untuk mendorong tercapainya dekarbonisasi dari kegiatan Pertamina sendiri (scope 1), namun secara konkrit memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan mendukung target NZE Pemerintah Indonesia tahun 2060," kata Fadjar.