Pupuk Indonesia Gandeng 2 Anak Usaha Energi Mega (ENRG) Percepat Transisi Energi
PT Pupuk Indonesia meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan dua anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). ENRG yang terafiliasi dengan Grup Bakrie ini berencana mengembangkan pemanfaatan karbon dioksida (CO2) dan penjualan gas bumi.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menyebut, kolaborasi ini akan memperkuat pasokan bahan baku untuk perusahaan, sekaligus mendukung transisi energi bersih.
"Kerja sama ini juga menjadi enabler transisi energi bersih untuk mewujudkan swasembada pangan dan memperkuat industri Pupuk," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 Juli 2025.
Proyek CCS dan CCUS di Lapangan Gas Arun Aceh
Kerja sama pertama dijalin antara Pupuk Indonesia dengan anak usaha ENRG, PT Pema Global Energi (PGE). Keduanya akan mengembangkan fasilitas Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Wilayah Kerja B, tepatnya di lapangan gas Arun, Aceh.
Direktur Utama ENRG Syailendra Bakrie mengatakan, wilayah Kerja B telah memproduksi sekitar 45 juta kaki kubik gas dan 1.033 barel minyak per hari pada kuartal pertama tahun ini. Blok tersebut juga tercatat memiliki cadangan sebesar 159 miliar kaki kubik gas dan 10,8 juta barel minyak.
Adapun teknologi CCUS bekerja dengan menangkap emisi karbon dioksida dan menginjeksikannya kembali ke dalam reservoir untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. Setelah produksi mencapai titik optimal, teknologi akan beralih ke fase CCS, yakni injeksi CO2 tanpa peningkatan produksi lebih lanjut. Hal ini dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau Pupuk Indonesia.
Lapangan gas Arun dinilai ideal untuk program ini. Berdasarkan studi geologi dan geofisika pada 2023, lapangan tersebut memiliki formasi batu gamping (limestone) dengan lapisan batuan penutup (seal rock) yang sangat baik untuk penyimpanan karbon. Ini penting untuk meminimalkan risiko kebocoran CO2 ke permukaan.
Letaknya yang dekat dengan Selat Malaka juga menjadikan lapangan ini berpotensi sebagai penghubung utama berbagai sumber penghasil CO2 di kawasan. Arun diperkirakan mampu menyimpan hingga 10 triliun kaki kubik atau setara 504 juta ton CO2.
Pasokan Gas dari Blok Gebang
Anak usaha ENRG lainnya, EMP Gebang Limited, juga menjalin kesepakatan dengan Pupuk Indonesia untuk memasok gas dari blok Gebang di Sumatera Utara. Wakil Direktur Utama ENRG Edoardus Ardianto mengungkapkan, Pupuk Indonesia sebelumnya telah menyampaikan kebutuhan gas sekitar 100 juta kaki kubik per hari untuk operasional pabrik-pabriknya.
"Blok Gebang diharapkan mulai memproduksi gas sebesar 40 juta kaki kubik per hari pada semester pertama 2027," ujar Edoardus.
Produksi ini ditargetkan meningkat hingga 140 juta kaki kubik per hari pada 2030, dan Pupuk Indonesia menjadi salah satu pasar utama dari gas tersebut.
Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Nasri Djalal menyambut baik pemanfaatan teknologi CCS dan CCUS di lapangan Arun. Ia menyebut proyek ini menjadi momentum penting untuk menjadikan Aceh sebagai pusat pengelolaan karbon (carbon hub) regional di Indonesia.
"BPMA siap mengawal aspek teknis dan regulasi, agar proyek ini berjalan aman, efisien, dan memberi manfaat jangka panjang bagi daerah," kata Nasri.
