ADB, Bank Dunia Siapkan Pendanaan Lebih dari Rp 195 Triliun untuk ASEAN Grid

Hari Widowati
20 Agustus 2025, 07:36
ADB, ASEAN grid, energi bersih
ANTARA FOTO/Arnas Padda/agr
Suasana kincir angin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap Parepare, Sulawesi Selatan, Rabu (22/1/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Inisiatif Pendanaan Jaringan Listrik ASEAN (APGF) mendapatkan momentum baru setelah Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia (WB) menjanjikan lebih dari US$ 12 miliar atau Rp 195 triliun (kurs Rp 16.240/US$) untuk mempercepat konektivitas listrik regional dan pengembangan energi terbarukan.

Melansir laporan Vietnam News Agency, komitmen tersebut baru-baru ini diumumkan pada Pertemuan Antarmuka Tingkat Menteri secara virtual tentang Mekanisme Keuangan untuk Jaringan Listrik ASEAN (APG). Perwakilan dari seluruh sepuluh negara anggota ASEAN dan Timor-Leste hadir dalam pertemuan tersebut.

APGF dirancang untuk memberikan dukungan keuangan bagi Jaringan Listrik ASEAN (APG), sebuah inisiatif utama di bawah Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi 2026-2030 yang akan datang. APG bertujuan untuk menghubungkan jaringan listrik nasional untuk meningkatkan keamanan energi, diversifikasi sumber pasokan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mendorong perdagangan listrik lintas batas di kawasan ini.

Pada pertemuan tersebut, para menteri ekonomi dan energi, serta gubernur bank sentral membahas koordinasi antarsektor, meninjau rencana implementasi APGF yang dipresentasikan oleh ADB dan Bank Dunia. Mereka juga menjajaki cara setiap sektor dapat berkontribusi pada pembiayaan dan memajukan konektivitas energi regional, dan mempertimbangkan langkah-langkah untuk menarik modal global untuk APG.

Investasi ADB dan Bank Dunia

Pertemuan tersebut menyambut kesiapan ADB untuk menginvestasikan hingga US$ 10 miliar atau Rp 162,4 triliun dari sumber dayanya sendiri selama dekade berikutnya untuk mendukung APG. Hal ini mencakup interkoneksi lintas batas, dan investasi terkait APG lainnya (penguatan jaringan domestik dan energi terbarukan untuk ekspor listrik).

Pertemuan tersebut juga menyambut investasi dari Bank Dunia melalui program "Pendekatan Programatik Multi-Fase Transisi Energi Berkelanjutan yang Dipercepat (ASET-MPA)" senilai US$ 2,5 miliar atau Rp 40,6 triliun. Program ini disetujui pada 2024 untuk meningkatkan energi terbarukan dan mempromosikan perdagangan listrik di seluruh wilayah.

Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam Nguyen Hoang Long mengatakan Vietnam akan terus menjajaki proposal, bertukar informasi, dan mencari peluang kerja sama yang selaras dengan prioritas pembangunannya untuk memajukan konektivitas listrik lintas batas.

Pertemuan diakhiri dengan pernyataan pers bersama yang menegaskan peran APG dalam meningkatkan daya saing ekonomi, mendorong pertumbuhan industri yang berkelanjutan, dan memperkuat keamanan energi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...