Prysmian Kejar Target EBT untuk Pabriknya, Mulai dari Malaysia hingga Indonesia
Prysmian, perusahaan multinasional asal Italia yang memimpin pasar global kabel dan sistem energi serta telekomunikasi, terus memperkuat strategi energi baru terbarukan (EBT) di kawasan Asia Tenggara. Prysmian memanfaatkan energi terbarukan untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi dalam operasionalnya.
Regional Marketing Manager OSEA Prysmian, Ardian Wirawan, mengatakan inisiatif ini sejalan dengan komitmen perusahaan. Dalam hal keberlanjutan, Prysmian telah lebih dulu merealisasikan pemanfaatan energi surya di pabriknya di Malaysia dan Thailand. Di Malaysia, seluruh atap pabrik telah dipasang panel surya yang menghasilkan listrik sekitar 1.500 megawatt hour (MWh) per tahun.
Namun, penerapannya dibatasi regulasi setempat yang hanya memperbolehkan penggunaan energi terbarukan hingga 30% dari kebutuhan total.
“Di Malaysia, meski dibatasi 30%, kami memaksimalkan hingga batas maksimal yang diizinkan,” ucap Ardian kepada Katadata.co.id, Senin (22/9).
Di Thailand, Ardian mengungkapkan, pada bulan ini perusahaan telah menandatangani kontrak pemasangan solar panel dengan kapasitas yang kemungkinan setara atau bahkan lebih besar dari Malaysia.
Pemasangan Panel Surya di Indonesia Hadapi Kendala Regulasi
Untuk Indonesia, khususnya pabrik Prysmian di Cikampek, upaya pemasangan panel surya masih menghadapi kendala regulasi. Ardian menyebut, aturan penggunaan energi terbarukan terus berubah dan kini hanya memperbolehkan 10% dari total kebutuhan energi, selain itu ada kewajiban menggunakan rekanan yang ditunjuk.
“Kami di Indonesia sebenarnya sudah ingin pasang solar panel sejak dua tahun lalu, tapi terbentur regulasi. Jadi kita juga enggak punya kontrol,” jelasnya.
Padahal, pabrik Prysmian di Cikampek memiliki luas sekitar 8 hektare, dengan kapasitas produksi hingga 23.000 ton kabel per tahun.
“Ini adalah kapasitas terbesar di Asia Tenggara, terutama karena kami memproduksi kabel-kabel berukuran besar, termasuk KRN. Saat ini, pabrik Cikampek telah mempekerjakan sekitar 200 orang,” kata dia.
Dengan langkah bertahap di Malaysia dan Thailand, serta menunggu kepastian regulasi di Indonesia, Prysmian menegaskan komitmennya untuk mengejar target EBT di kawasan.
Ardian mengatakan perusahaan optimistis inisiatif ini akan mendukung efisiensi energi sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar kabel global.
