PLTS Zona Rokan Turunkan Emisi Karbon 78.396 Ton per Tahun
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Zona Rokan, hasil kolaborasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Pertamina Hulu Rokan (PHR), mampu mengurangi emisi karbon sebesar 78.396 ton CO2e per tahun.
PLTS terbesar di Pertamina Group ini memiliki kapasitas 25,7 Megawattpeak (MWp). Koordinator PLTS Rokan, Suadi An'arih Sembiring, mengatakan PLTS Zona Rokan dibangun di tiga lokasi, yakni Rumbai, Duri, dan Dumai. PLTS ini menghasilkan listrik bersih hingga 76,24 juta kWh per tahun. Sebagai ilustrasi, pemakaian listrik di rumah besar rata-rata mencapai 10 ribu kWh per tahun.
"PLTS Zona Rokan telah mendukung pengurangan emisi karbon sebesar 78.396 ton CO2e per tahun. Jumlah ini setara dengan penanaman 1 juta pohon," ujar Suadi, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (20/10).
PLTS Zona Rokan digunakan untuk memasok listrik operasional kantor hingga penerangan di kompleks perumahan karyawan. "PLTS Zona Rokan dikelola oleh tim operator yang memiliki kompetensi dan tersertifikasi sehingga menjamin keandalan pasokan secara berkelanjutan," kata Suadi.
Penggunaan PLTS Menghemat Biaya Energi Rp 50 Miliar per Tahun
Ia menambahkan, penggunaan PLTS di Zona Rokan selain menghasilkan energi yang lebih bersih juga lebih efisien. Perkiraan penghematan di Zona Rokan dalam setahun mencapai Rp 50 miliar. Ke depan, kapasitas PLTS ini akan ditingkatkan menjadi 55,7 MWp.
“Nantinya energi bersih akan menjadi tulang punggung dalam operasional Zona Rokan untuk mendukung target pengurangan emisi sekaligus swasembada energi nasional,” ujar Suadi.
Analyst II Governance Relation Pertamina NRE, Arif Mulizar, mengatakan Pertamina NRE sebagai motor penggerak bisnis energi bersih di Pertamina Group terus mengembangkan solar panel di seluruh wilayah operasional Pertamina Group.
“Selain Zona Rokan, Pertamina NRE telah membangun solar panel hampir di semua kilang milik Pertamina. Penggunaan energi terbarukan berbasis PLTS sangat cocok dengan musim di Indonesia,” ujar Arif.
Menurut Arif, penggunaan energi terbarukan membutuhkan investasi besar tetapi dengan dukungan insentif bisa mencapai nilai keekonomian.
“Pertamina NRE akan terus mengembangkan energi baru terbarukan dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia seperti PLTS dan panas bumi,” tutur Arif.
