Kemenhut Promosikan Hutan Tanaman Industri untuk EBT di COP30
Kementerian Kehutanan mempromosikan hutan tanaman industri (HTI) sebagai solusi transisi energi di forum COP30 di Brasil.
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Kehutanan Laksmi Wijayanti mengatakan HTI berperan strategis dalam mendukung transisi menuju energi terbarukan. Ia mengajak dunia internasional untuk melihat HTI tidak hanya sebagai penghasil kayu, tetapi sebagai tulang punggung bagi ekonomi hijau di masa depan.
“Pemerintah Indonesia mengarahkan pengelolaan HTI agar berperan aktif dalam transisi energi dengan memproduksi biomassa dan bahan baku bioenergi, menggantikan material berbasis fosil dengan sumber daya terbarukan,” ujar Laksmi di forum COP30 UNFCCC, di Paviliun Indonesia, Belem, Brasil, Jumat (14/11).
Laksmi menambahkan keberhasilan strategi ini membutuhkan dukungan investasi hijau yang besar. Pemerintah telah menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui kepastian hukum dan konsesi berbasis prinsip keberlanjutan, penyediaan insentif hijau, serta skema kemitraan inklusif yang melibatkan masyarakat sekitar hutan.
Dalam kesempatan tersebut, Laksmi juga menyoroti Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK). Mekanisme ini menjamin setiap produk hasil hutan, termasuk biomassa, dapat ditelusuri asal-usulnya, legal, dan diproduksi secara berkelanjutan. Sistem ini, kata dia, sejalan dengan komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) dan perjanjian internasional seperti FLEGT-VPA.
Menutup pidatonya, Laksmi menyampaikan ajakan untuk berkolaborasi memperkuat penelitian, harmonisasi standar keberlanjutan, serta akses pembiayaan hijau dan teknologi.
“Masa depan Hutan Tanaman Industri bukan hanya tentang bahan baku, tetapi tentang menciptakan mata pencaharian berkelanjutan dan sistem energi bebas karbon,” tegasnya.
