Global Carbon Project: Hidrogen Berperan dalam Pemanasan Global

Hari Widowati
18 Desember 2025, 10:44
hidrogen, pemanasan global, gas rumah kaca
World Bank
Ilustrasi hidrogen hijau
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Studi konsorsium ilmuwan global yang dikenal sebagai Global Carbon Project menunjukkan hidrogen turut berperan dalam pemanasan global meskipun hidrogen juga menjadi solusi potensial untuk krisis iklim.

Para pendukung hidrogen berharap hidrogen dapat diproduksi dan digunakan dalam skala besar di sektor transportasi dan industri berat di masa depan. Hidrogen menyediakan alternatif bersih untuk bahan bakar fosil karena hanya mengeluarkan uap air.

Namun, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature itu menemukan bahwa hidrogen telah berperan dalam peningkatan suhu dengan membantu metana, gas rumah kaca yang kuat, untuk bertahan lebih lama di atmosfer.

Menurut Global Carbon Project, emisi hidrogen meningkat antara tahun 1990 dan 2020, menyumbang 0,02°C terhadap peningkatan suhu rata-rata hampir 1,5°C sejak periode pra-industri.

“Kita membutuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang siklus hidrogen global dan hubungannya dengan pemanasan global untuk mendukung ekonomi hidrogen yang aman dan berkelanjutan bagi iklim,” kata ilmuwan Universitas Stanford, Rob Jackson, penulis senior makalah tersebut, seperti dikutip The Japan Times, Kamis (18/12).

Studi tersebut menemukan peningkatan emisi hidrogen sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Menurut para peneliti, peningkatan emisi hidrogen terkait dengan peningkatan metana yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil, peternakan, dan tempat pembuangan sampah.

Kedua molekul tersebut saling terkait karena metana menghasilkan hidrogen ketika terurai di atmosfer.

Hidrogen Menyerap Deterjen Alami Penghancur Metana

Meskipun hidrogen bukanlah polutan, secara tidak langsung gas ini berkontribusi terhadap pemanasan global dengan menyerap deterjen alami yang menghancurkan metana, gas rumah kaca yang kuat dan memiliki umur lebih pendek daripada karbon dioksida.

“Lebih banyak hidrogen berarti lebih sedikit deterjen di atmosfer, menyebabkan metana bertahan lebih lama. Karena itu, hidrogen menghangatkan iklim lebih lama,” kata penulis utama studi tersebut, Zutao Ouyang, Asisten Profesor Pemodelan Ekosistem di Universitas Auburn di Alabama, Amerika Serikat (AS).

Interaksinya dengan deterjen alami juga memengaruhi pembentukan awan dan menghasilkan gas rumah kaca seperti ozon dan uap air stratosfer.

Sumber hidrogen lain di atmosfer sejak tahun 1990 termasuk kebocoran dari produksi hidrogen industri.

Hidrogen dapat diproduksi dengan mengalirkan arus listrik melalui air untuk memisahkannya antara hidrogen dan oksigen, sebuah proses yang disebut elektrolisis.

Namun, saat ini sebagian besar hidrogen diproduksi dari gas alam atau batu bara dalam proses yang membutuhkan banyak energi dan menghasilkan emisi karbon dioksida dalam jumlah besar. Tujuannya adalah untuk memproduksi hidrogen "hijau" dalam skala besar menggunakan energi terbarukan, tetapi prosesnya mahal dan sektor ini menghadapi banyak kendala.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...