RI Cukup Bangun PLTS 18 GW Untuk Capai Bauran EBT 23% di 2025

Image title
9 September 2021, 19:16
plts, ebt, investasi
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Petugas merawat panel surya yang terpasang di atap Gedung Direktorat Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EDSM), Jakarta, Rabu (24/3/2021).

Sebuah laporan menyebutkan bahwa sektor kelistrikan Indonesia dapat mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 dengan mengembangkan PLTS berkapasitas 18 gigawatt (GW). Pengembangan PLTS tersebut kemudian dapat mendatangkan investasi hingga US$ 14,4 miliar (Rp 205 triliun).

Laporan tersebut berjudul "Scaling Up Solar in Indonesia: Reform and Opportunity", yang dirilis BloombergNEF, Bloomberg Philanthropies, dan Institute for Essential Services Reform (IESR).

Senior Associate, Southeast Asia BloombergNEF Caroline Chua menilai target tersebut sangat memungkinkan untuk direalisasikan. Mengingat ada beberapa negara, seperti Vietnam, yang dapat meningkatkan kapasitas terpasang PLTS secara signifikan.

"Target bauran EBT 23% 2025 dapat dicapai dengan singkat dengan energi surya, dan untuk perekonomian juga akan meningkat," kata dia dalam acara peluncuran laporan secara virtual, Kamis (9/9).

Secara garis besar, laporan ini menjabarkan peta jalan bagi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas tenaga surya secara signifikan, yang saat ini hanya 1% dari potensi yang ada. Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia akan semakin menarik bagi investor global seiring transisi ke EBT.

Peningkatan pesat ini dapat saja terjadi mengingat waktu pasang PLTS yang singkat dan biaya pemasangannya yang semakin murah. Saat ini, harga listrik PLTS berkisar US$ 65-137 per MWh. Namun diperkirakan turun menjadi US$ 27-48 per MWh pada 2030.

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menilai dekade ini sangat krusial dalam menentukan jalur transformasi energi Indonesia yang selaras dengan ambisi net-zero atau bebas emisi karbon.

"Janji pemenuhan Persetujuan Paris telah dibuat hingga hari ini, tetapi komitmen tersebut harus diikuti dengan pengembangan energi terbarukan skala besar," kata Fabby. Simak potensi EBT di Indonesia pada databoks berikut:

Menurut dia tenaga surya dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap transformasi energi dan pengurangan emisi Indonesia. Sehingga dibutuhkan reformasi kebijakan.

"Melalui laporan ini kami berharap dapat menawarkan kepada pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan terkait reformasi yang diperlukan untuk membuka dan meningkatkan pengembangan tenaga surya di Indonesia," katanya.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Chrisnawan Anditya mengatakan porsi bauran EBT di Indonesia hingga 2020 baru mencapai 11,2%. Angka ini masih sangat rendah jika dibandingkan target yang ditetapkan pada 2025.

Untuk itu, guna mengejar target tersebut, pemerintah memprioritaskan pengembangan energi surya secara masif. Mengingat potensi energi surya yang dimiliki Indonesia cukup besar.

Salah satunya seperti dengan menetapkan target kapasitas terpasang PLTS atap bisa mencapai 3,6 gigawatt (GW) pada 2025. Kemudian merevisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang diusulkan lebih hijau dibandingkan sebelumnya.

"RUPTL akan direvisi pembangkit yang akan dibangun adalah EBT dan kami akan undang investor-investor untuk mengembangkan energi di Indonesia," kata dia.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...